SATU kejadian baru-baru ini, mesti menjadi pelajaran dan perhatian orang tua, selalu mengawasi anak-anaknya dalam lingkungan pergaulan, serta selalu mewanti-wanti anaknya agar berhati-hati pada orang belum dikenal, apalagi diajak dengan diiming-imingi sesuatu.
Kejadian itulah menimpa anak pasangan dari Herman (ayah) dan Silvia (Ibu) Abdul Rahim (8) harus meregang nyawa di tangan orang tak dikenal.
“Awalnya ia diajak naik sepeda dan diiming-imingkan dikasih stik ice cream oleh orang baru dikenal,” tutur paman korban Ahmad Rifai di rumah duka Jalan Kedondong, Lorong Pekuburan, Kelurahan Donggala Kodi, Kecamatan Palu Barat, Rabu (1/11).
Namun, sampai selesai salat magrib pelajar kelas 2 SDN Inpres Lere tersebut tak kunjung datang ke rumah, hingga membuat panik pihak keluarga dan melakukan pencarian.
Ibu korban lalu mencoba mencari tahu info terakhir keberadaan korban kepada teman-temannya. Salah satu teman korban mengetahui, serta melihat orang terakhir bersama-sama Abdul Rahim.
Maka pergilah orang tua korban ke rumah orang yang dimaksud yakni MFM (16). Belakangan MFM merupakan terduga pembunuhan Abdul Rahim.
“Sebab ada anak yang lihat dan tahu rumahnya (MFM),” katanya.
Ahmad Rifai mengatakan, malah terduga pelaku, inilah menunjukan dan membawa ibu korban, ke tempat terakhir pelaku membawanya.
Sesampainya di tempat kejadian kata Ahmad, korban ditemukan sudah tidak bernyawa, dan dalam keadaan telanjang bulat di semak-semak belakang rumah warga Jalan Asam II,Kecamatan Palu Barat.
Bahkan terang dia, gigi korban ada yang ompong dan terdapat tanda-tanda kekerasan bagian leher dan sela-sela kedua paha. Kemungkinan mengalami tindakan kekerasan oleh terduga pelaku.
Olehnya kata dia, pihak keluarga meminta pihak kepolisan agar melakukan proses hukum seadil-adilnya. Jangan tebang pilih, sebab terduga pelaku tersebut anak seorang perwira pensiunan polisi.
Dan sampai saat ini kata dia, orang tua terduga pelaku belum ada yang datang melayat ke rumah duka, dan terduga pelaku sendiri sudah diamankan kepolisian.
Salah satu warga di tempat rumah duka, sabar menuturkan melihat terduga pelaku mengajak beberapa anak-anak sekitar, tapi tidak ada yang mau. Dan terlihat beberap kali mondar-mandir disekitar rumah warga.
Ia juga sempat berpapasan dengan terduga pelaku dan menanyakan kemana anak yang dibawanya bersama,oleh terduga pelaku dijawab sudah ada dijemput oleh orangtuanya.
‘Sehingga hatinya sedikit tenang kala itu,sebab orang tua korban sedang mencari-cari anaknya,”pungkasnya.
Silviana sendiri tidak henti-hentinya menangis atas kepergian anak pertamanya dari dua orang bersaudara.
Bahkan terlihat Silviana terus menangis dan harus dipapah menuju tempat peristahatan terakhir anaknya, dikubur di Taman Pekuburan Umum(TPU) Pogego.
Sesekali terdengar jeritan dan kata-kata terucap, apa salah hingga anaknya mendapat perlakuan tidak terduga.
Kapolsek Palu Barat AKP Roestang membenarkan adanya peristiwa pembunuhan dan sedang diproses satreskrim PPA Polresta Palu.
“Ketika adanya laporan, kami sudah amankan terduga pelaku,untuk motif pembunuhan masih didalami penyidik Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA),” tuturnya.
Terkait adanya isu beredar bahwa terduga pelaku alami gangguan jiwa ,belum ada konfirmasi.
Ia mengatakan, pihaknya sendiri sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan visum terhadap korban.
“Cuma hasil visum belum ada,” katanya.
Hingga saat ini rumah terduga pelaku di jaga oleh pihak kepolisan dari hal-hal tidak diinginkan.
Olehnya Ia mengimbau terhadap masyarakat untuk tidak bertindak sendiri-sendiri dan terprovokasi isu-isu berkembang diluar,sebab kasus tersebut sudah ditangani oleh pihak kepolisan dan serahkan penanganannya kepada penegak hukum.
Kasat Reskrim Polresta Palu AKP Ferdinand E Numbery menyampaikan, bahwa Kasus tersebut akan ditangani Penyidik Reskrim Polresta Palu secara profesional.
“Pelaku sudah ditangkap dan sementara diproses saat ini. Jangan ada warga masyarakat yang terprovokasi untuk melakukan tindakan kekerasan. Sama-sama kita kawal kasus ini, dan kita ciptakan Palu yang aman dan kondusif,” imbuhnya.
Reporter: IKRAM
Editor: NANANG