PALU – Dalam upaya pengurangan resiko terhadap bencana gempa, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Palu, tahun 2021 kembali menambah 7 alat sensor pendeteksi gempa seismograf, untuk mengantisipasi dan mengukur guncangan akibat gempa bumi di Provinsi Sulawesi Tengah.
Hal itu diungkapkan Sugeng, salah satu staf operasional Stasiun Geofisika Klas 1 Palu dalam workshoop dilaksanakan Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sulteng, dengan tema “Mitigasi dan penanganan bencana untuk perlindungan dan pemenuhan hak penyintas di Sulawesi Tengah di salah satu hotel Kota Palu”, Rabu (7/4).
Sugeng mengatakan, 7 titik alat pendeteksi gempa itu dipasang diantaranya, 2 titik di Banggai, 1 titik di Tojo Una-una, 2 titik di Poso, 2 titik di Parigi Mautong.
“Saat ini dalam proses pemasangan, ” kata Sugeng.
Sebelumnya pihak BMKG juga telah menambah 16 alat sensor pendeteksi gempa, tersebar di 6 wilayah Kabupaten Donggala, meliputi kecamatan Banawa, Banawa Selatan, Balaesang, Balaesang tanjung, Sindue dan Rio Pakava.
Kemudian, 3 di Kabupaten poso meliputi Desa Wasa, Kasiguncu, Bariri dan 2 di Kabupaten Parigi Mautong meliputi Toboli, Taupa. Lalu, 1 di Kabupaten Buol, 1 di Banggai dan 3 di Morowali.
Sugeng menambahkan, dengan alat sensor tersebut, nantinya akan menambah kecepatan dan akurasi analisa data.
“Sejauh ini hampir semua wilayah Sulteng sudah tertutupi alat sensor pendeteksi gempa, tentunya akan semakin menambah kecepatan informasinya,” ungkapnya. (Ikram)