PALU- Hasil Pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika Stasiun Pemantau Global Lore Lindu Bariri dan Pengukuran Partikel Debu di Kota Palu dalam kategori tidak sehat.

“Hasil pantauan partikel debu halus dengan diameter <10 µm (PM10) dan 2.5 µm (PM2.5) tanggal 1 Mei 2024, terlihat partikel PM2.5 dalam kategori tidak sehat dengan nilai terukur 69 µg/m3. Sementara partikel PM10 masih dalam taraf baik, walaupun nilainya lebih tinggi dari hari normal di Kota Palu,” kata Kepala SPAG Lore Lindu Aser Firman Ilahi dalam keterangan tertulis di terima Media Alkhairaat.id, Rabu (1/5).

Ia menuturkan, sebaran partikel debu vulkanik halus dari letusan gunung berapi dapat terbawa lebih jauh lagi dari sumbernya.

Lebih lanjut sebut dia, aktifitas Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, yang meletus pada 30 April 2024 lalu merupakan letusan lebih besar dari letusan pertama. Material letusan berupa abu vulkanik dan gas beracun Sulfur Dioksida (SO2) dikeluarkan bersama dengan magma.

Olehnya ia mengimbau kepada masyarakat di sekitar lokasi letusan dan wilayah terdampak debu vulkanik dan kandungan gas SO2 tinggi, untuk tetap memakai masker ketika beraktifias di luar ruangan.

Ia mengatakan, menurut informasi BPBD setempat, aktivitas vulkanis terbaru. gunung tersebut terjadi pada 30 April 2024 pukul 08.35 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 5000 meter di atas puncak.

“Laporan masyarakat mengatakan bahwa Kota Manado dan sekitarnya hampir gelap tidak terlihat matahari sepanjang hari Selasa kemarin. Abu vulkanik turun di setiap wilayah bahkan dirasakan masyarakat Gorontalo sampai Toli Toli,” bebernya.

Ia mengatakan, otoritas beberapa bandara telah menutup aktifitasnya sejak kemarin. Setidaknya ada tujuh bandara yaitu Bandara Gorontalo, Sitaro, Bolaang Mongondow, Tahuna, Pohuwato, Sam Ratulangi, dan Pogugul.

Ia memaparkan, Pantauan Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri terhadap sebaran abu vulkanik pekat menggunakan model Hysplit Volcanic Ash Model, milik Air Resources Laboratory NOAA Amerika Serikat, menunjukan sebaran masif debu vulkanik bukan hanya di sekitar Sulawesi Utara namun hingga ke negara jiran (Malaysia dan Brunei Darussalam).

“Model sebaran volcanic ash tersebut, merupakan model sebaran abu pekat, partikel abu lebih kecil <5 um dapat tersebar lebih tinggi ke atmosfer dan terbawa lebih jauh dari sumbernya,” terangnya.

Ia menyebutkan, enam jam pasca letusan, sebaran abu vulkanik terlihat masih di sekitaran lokasi letusan, kemudian dalam 12 jam menyebar ke wilayah Timur dan Barat sekitarnya.

“Debu vulkanik menyebar makin ke Barat dan Timur sampai Ternate Maluku Utara setelah 18-24 jam pasca letusan,” urainya.

Ia mengatakan, prakiraan sebaran abu vulkanik Rabu 1 Mei 2024 jam 14:00 sampai 20:00 Wita meliputi Gorontalo, Buol. Toli-Toli, sebagian Kalimantan Utara dan mencapai negara Malaysia bagian timur, serta hampir meliputi seluruh Maluku Utara.

“Prakiraan pada Kamis 2 Mei 2024 2:00 dan 8:00 Wita, sebaran abu vulkanik sudah jauh hingga Brunei Darussalam,”terangnya.

Ia menambahkan, hasil pantauan sebaran Sulfur Dioksda (SO2) dampak letusan Gunung Ruang di Permukaan Bumi untuk 1 Mei 2024 14:00 Wita, terlihat konsentrasi tinggi terpantau di wilayah Sulawesi Utara dekat dengan lokasi leetusan, dengan nilai 5 part per billion volume (ppbv), sementara wilayah lain di Gorontalo, Sulawesi Tengah berkisar antara 0.051 ppbv (baik).

Reporter :**/IKRAM