PALU – Rumas Sakit (RS) tingkat III Dr. Shindu Trisno Palu ditetapkan BKKBN sebagai satu-satunya RS unggulan pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Penetapan itu resmi, setelah Kepala BKKBN, Dr (HC) Dr. Hasto Wardoyo Sp.Og (K) melaunching penanganan pelayanan KB Nasional, yang sekaligus memantau pelayanan KB saat itu melayani dua akseptor MOW interval dan empat akseptor MOP, di RS TK III dr Shindu Trisno, senin 27 September 2021.
Penetapan status rumah sakit milik TNI Angkatan Darat tersebut, tertuang dalam lampiran keputusan Kepala BKKBN nomor 130/KEP/E1/2021.
“Dengan kunjungan langsung ke tempat pelayanan, kami dapat melihat langsung aktivitas pelayanan KB dan program Bangga Kencana, juga mendengarkan keluhan dan harapan masyarakat,” ucap Hasto saat itu.
Hasto wardoyo berharap, pencapaian yang diperoleh dapat menjadikan Rumah sakit tkt. III dr. Shindu Trisno sebagai rujukan dari kabupaten/kota di Sulteng dalam memberikan pelayanan KB yang berkualitas
Dikesempatan yang sama, Kepala Rumah Sakit Dr.Shindu Trisno, Letkol CKM dr Teguh Ismanto SpAn mengaku, mengapresiasi program BKKBN termasuk pelayanan KBKR sebagai upaya untuk menciptakan generasi yang unggul dan berkualitas.
“Kami ikut mendukung meningkatkan kualitas ibu. Bagi yang mau mengatur jarak kehamilan, kami sediakan alat kontrasepsi yang pas. Tidak ada kendala, semua pengirimannya berjalan dengan lancar, masyarakat antusias,” tutur Teguh.
Kegiatan itu juga dirangkaikan dengan pencanangan pelayanan KB dan Kesehatan reproduks, bersama mitra kerja tahun 2021 se Indonesia melalui virtual zoom meeting yang juga dihadiri Dandenkes letkol Ckm Drs Priyarjo, Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng Dra. Maria Ernawati,MM, direktur bina kesehatan reproduksi BKKBN dan direktur Pendidikan kerjasama BKKBN.
Pada kesempatan itu Hasto Wardoyo memaparka strateginya dalam menekan angka stunting.
Diketahui angka stunting di Palu mencapai 31 persen dari total penduduk hampir 3 juta orang. Palu merupakan daerah yang menduduki peringkat ke enam terbanyak kasus stunting di tanah air. Setiap tiga juta orang sebanyak 36 ribu ibu hamil berpotensi memiliki bayi lahir stunting, dengan panjang kurang dari 48 cm dan berat badan kurang dari 2,5 kg.
Stunting, kata Hasto, terjadi saat jarak kehamilan terlalu dekat dan kelahiran yang tidak direncanakan.
Menurutnya calon pengantin ada baiknya memeriksakan kesehatannya di faskes terdekat, mindset prewedding yang menghambur hamburkan uang baiknya dirubah dengan menabung untuk gizi anak yang akan lahir. (YAMIN)