JATIM – Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Studi Tiru ke Perwakilan BKKBN Jawa Timur (Jatim), senin (12/12).
Studi tiru itu, terkait pelaksanaan Program Pembagunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), Percepatan Penurunan Stunting (PPS) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).
Bertempat di Ruang Libi 1, Kantor Perwakilan BKKBN Jatim, diterima langsung oleh Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Dra. Maria Ernawati, MM. Pada saat yang sama juga menerima kunjungan studi tiru dari Sekretariat Jenderal DPR-RI.
Hadir dalam rombongan Kepala BKKBN Sulteng, Tenny C. Soriton,S.Sos., MM, Koordinator Bidang KBKR serta Tim.
Kepala BKKBN Sulteng, mengatakan pemilihan Jatim sebagai lokasi kunjungan sebab Jatim merupakan salah satu provinsi besar di Indonesia, yang memiliki banyak prestasi dan inovasi yang diraih dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana dan penanganan Stunting.
“Banyaknya prestasi yang diraih dan kesuksesan meraih predikat ZI-WBK WBBM,” ujar Tenny.
Ia berharap, lewat kunjungan ini lahir terobosan dan inovasi bersama, dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting di masing-masing wilayah.
“Kami berharap ada kiat-kiat dan inovasi yang dapat kami inplementasikan di Sulteng lewat sharing pengalaman BKKBN Jatim khususnya dalam memperoleh ZI-WBBM serta program Bangga Kencana pencegahan Stunting ,” ujarnya.
Maria Ernawati mengatakan, sebuah kehormatan mendapat kunjungan dari BKKBN Sulteng.
“Kami berharap juga dapat memperoleh informasi bagaimana pelaksanaan program di Sulawesi Tengah, yang nantinya dapat dipadukan dalam mendukung pencapaian pelaksanaan program Bangga Kencana di Jatim,” katanya.
Ia menyebutkan, untuk pelaksanaan program Bangga Kencana dan PPS, BKKBN Jatim memanfaatkan teknologi informasi dengan mengembangkan beberapa aplikasi berbasis web dan android, untuk memudahkan dalam monitoring dan pelaksaan program.
“Karena kondisi mendorong kita harus berinovasi dalam bekerja, kita harus bekerja tidak seperti biasanya, dimana jatim merupakan provinsi besar dengan jumlah penyuluh dan kader yang ribuan perlu dikembangkan inovasi agar bisa melaksanakan monitoring secara efektif,” tambahnya.
Lebih lanjut, mantan Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng itu mengatakan, adapun aplikasi tersebut diantaranya aplikasi absen Penyuluh KB untuk monitoring kehadiran dan pembayaran tukin, aplikasi DUPAK Penyuluh KB, Aplikasi ASN KB terkait layanan kepegawaian, Aplikasi Perjalanan Dinas.
“Selain di BKKBN Jatim, beberapa kabupaten kota juga telah mengembangkan aplikasi terkait monitoring dan pelaporan Tim Pendamping Keluarga,” tandas Erna. *
Editor : Yamin