PALU  – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) kembali melaksanakan Sosialisasi perubahan perilaku pada masa pandemi Covid-19, bagi Penyuluh Keluarga Berencana dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PKB/PLKB), di Salah satu hotel, di Kota Palu. Mulai Rabu 2 hingga Kamis 3 Desember 2020.

Kegiatan itu dilaksanakan, dalam rangka peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB di Provinsi tersebut.

Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Dra. Maria Ernawati, MM saat membuka kegiatan, Rabu (2/12) sore  menyampaikan, jika melihat dari judul kegiatan muncul pertanyaan, mengapa harus PKB/PLKB?. Karena PKB/PLKB adalah garda terdepan BKKBN yang bersentuhan langsung dengan kepentingan keluarga atau masyarakat, dalam menjalankan program Banggakencana.

“Karena itu saat ini kita berikan dulu sosialisasinya, bagaimana sih tantangan baru ini,” katanya.

Kata Maria, pekan ini kasus Covid melonjak luar biasa, terutama di DKI dan Jawa Tengah, termasuk Sulteng yang beberapa daerahnya ditetapkan zona merah. Daerah-daerah tersebut yakni, Kabupaten Banggai, Banggai Laut, Morowali Utara, Morowali dan Kota Palu.

“Oleh karena itu saya tak henti-hentinya dalam pelbagai kesempatan, untuk menyampaikan pesan bahwa ingat pesan ibu. Apa pesannya? Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun di air mengalir dan Menjaga jarak (3M),” ucapnya.

Maria mengaku sangat mengetahui peserta yang hadir dalam satu tahun ini tidak bertemu dengan rekan-rekan sesama penyuluh. Saat bertemu secara emosi saling rangkul, bersalaman. Olehnya dia mengimbau untuk mengendalikan emosi dengan menahan semua itu.

“Alhamdulillah dalam pertemuan ini kita aman, karena memberlakukan rapid  kepada peserta sebelum mengikuti kegiatan. Itu adalah filter yang pertama, jika ada hasilnya yang reaktif kita akan tindaklanjuti apakah mau di swab, atau kalau tidak isolasi mandiri, lima hari kemudian rapid lagi,” terangnya.

Lanjut Maria, kaitannya dengan BKKBN di masa Covid-19, strategi komunikasi dengan program Banggakencana juga harus menerapkan cara-cara baru. Tidak boleh beranggapan hanya karena adanya kebijakan dengan hastag di rumah saja, program  Banggakencana juga berhenti. Tetapi harus dilanjutkan, karena berstatus abdi negara yang harus terus melakukan pelayanan kepada masyarakat.

“Kita ini abdi masyarakat yang dari awal kita sudah disumpah untuk melayani negara. Hidup ini adalah pilihan, dan kita memilih sebagai ASN, oleh karena itu dengan segala konsekuensi kita harus tetap menjalankan program Banggakencana dengan baik, tetapi tentu saja harus mematuhi protokol kesehatan yang ada,” tegasnya.

Dikesempatan sebelumnya, Ketua Panitia, Helvrien Bohoh mengatakan, kegiatan itu melibatkan mitra kerja, PKB, PLKB, dan masyarakat,

Kegiatan itu bertujuan untuk terjadinya perubahan perilaku dalam pelaksanaan pelayanan KB, dan meningkatkan pengetahun dan sikap peserta serta muncul perubahan positif dalam masa pandemi Covid, khususnya dalam hal penggunaan kontrasepsi dan mencegah putus pakai alat kontrasepsi. Serta meningkatkan capaian pelayanan KB yang MKGP dan non MKGP yang aman dan berkualitas.

Kemudian, pejabat Sub Koordinator Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah dan Swasta Perwakilan BKKBN Sulteng itu menyampaikan, peserta yang hadir berjumlah 75 orang dari 13 kabupaten/kota se Sulteng.

Kegiatan itu menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sementara, materi yang disajikan adalah perubahan perilaku dalam bekerja di masa Covid, strategi pelayanan KB di masa pandemi Covid,  protokol kesehatan di masa pandemi Covid, komunikasi konseling efektif kepada aseptor pada masa Covid, dan peran faskes dalam pelayanan KB di masa pandemi Covid. (YAMIN)