PALU – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) pengelolaan Alat dan Obat Kontrasepsi (Alokon) di Kabupaten Buol, Selasa (16/12) lalu.

Kegiatan ini difokuskan pada kesiapan pelaksanaan Stok Opname (SO) Semester II Tahun 2025 serta integrasi data antara Aplikasi Sistem Informasi Rantai Pasok Alokon (Sirika) dan Sistem Informasi Keluarga (Siga).

Monev dilaksanakan di Kantor Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Buol.

Tim melakukan pemeriksaan fisik dan administrasi alokon, serta wawancara dengan pengelola gudang sebagai bagian dari evaluasi pengelolaan dan pelaporan distribusi alokon.

Selain pemeriksaan, tim Monev menggelar diskusi teknis guna mematangkan persiapan Stok Opname yang hasilnya akan menjadi dasar saldo awal data alokon pada Tahun 2026.

Pemanfaatan Aplikasi Sirika, khususnya pada proses distribusi dan pelaporan, turut direviu agar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Anggota Tim Monev, Akbar, menyampaikan bahwa tindak lanjut pelaksanaan Stok Opname akan segera dilakukan.

“Surat dari pusat sudah ada dan akan kami teruskan ke kabupaten/kota. Pelaksanaan Stok Opname harus diperhitungkan secara cermat karena hasilnya akan menjadi saldo awal di aplikasi Siga pada tahun 2026,” ujar Akbar, melalui rilisnya diterima media ini, Senin (22/12).

Pada hari berikutnya, tim Monev melanjutkan kegiatan dengan melakukan kunjungan ke Puskesmas Bukal. Di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut, tim melakukan pemeriksaan gudang alokon yang meliputi sistem penyimpanan, ketersediaan, serta pemanfaatan stok alokon.

Penguatan integrasi Aplikasi Sirika dan Siga kembali ditekankan untuk memastikan validitas dan kesinambungan data pengelolaan alokon dari tingkat puskesmas hingga kabupaten.

“Tim Monev juga memberikan pendampingan teknis kepada operator gudang melalui reviu langsung penggunaan Aplikasi Sirika,” tandas Akbar. **