BPJN Sulteng Buka Peluang Bagi Anggota Inkindo dalam Pekerjaan Konstruksi

oleh -
Ketua DPP Inkindo Sulteng, Saiful Pagesa (kedua dari kanan), bersama pengurus lainnya, foto bersama Kepala BPJN Sulteng, Arief Syarif Hidayat (kedua dari kiri), di Kantor BPJN Sulteng, Selasa (23/05). (FOTO: IST)

PALU – Ketua Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Sulawesi Tengah (Sulteng), Saiful Pagesa, bersama pengurus lainnya, melakukan silaturahim dengan Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sulteng, Arief Syarif Hidayat, di Kantor BPJN, Selasa (23/05).

Pertemuan tersebut dalam rangka menyampaikan upaya peningkatan kapasitas konsultan yang merupakan anggota Inkindo Sulteng.

Ketua DPP Inkindo Sulteng, Saiful Pagesa menjelaskan pentingnya pertemuan dengan Kepala BPJN tersebut. Pertama, kata dia, dari sisi jumlah, anggota Inkindo terbilang sedikit dibanding wilayah lain.

“Anggota aktif saat ini hanya kurang lebih 60 sampai 70 perusahaan. Kalau sebelum bencana alam 2018 dan pandemi Covid-19, anggota Inkindo masih sekitar 135 perusahaan,” ungkap Saiful.

Dari jumlah itu, kata dia, belum ada yang memiliki kualifikasi besar. Yang ada adalah kualifikasi menengah dan sisanya hampir 90 persen masih kualifikasi kecil.

Untuk itu, kata dia, pihaknya menyampaikan kepada BPJN agar ada pembinaan dan kesempatan yang diberikan kepada anggota Inkindo dalam melakukan pekerjaan konstruksi.

“Sehingga yang kecil bisa naik kelas ke menengah dan yang menengah juga bisa naik ke besar, supaya kita bisa menjadi lead dalam pekerjaan-pekerjaan konstruksi di Sulteng. Tentunya pihak balai juga bertanggung jawab secara moral dan institusi untuk pembinaan jasa konstruksi di Sulteng,” jelasnya.

Selama ini, lanut dia, seluruh anggota Inkindo hanya sebatas diajak joint operation, justru yang dari wilayah luar Sulteng yang jadi lead-nya.

Ia bersyukur karena tujuan kedatangan mereka mendapatkan respon yang baik dari  Kepala BPJN. Dari pertemuan itu, Kepala BPJN berjanji akan memperhatikan paket-paket pekerjaan di kualifikasi menengah, sehingga kesempatan untuk terlibat bagi anggota Inkindo Sulteng juga semakin terbuka.

Meski demikian, ia berpesan kepada Inkindo agar ada peningkatan sumber daya personel di masing-masing perusahaan yang menjadi anggota.

“Kan di tiap perusahaan itu ada tenaga ahli. Nah tenaga ahli inilah yang diminta agar diperbaiki sumber dayanya, sebab kualitas pekerjaan bergantung terhadap kualitas dan kapasitas tenaga ahli kita. Karena teman-teman konsultanlah yang merencanakan, teman-teman konsultan juga yang mengawasi pekerjaan fisik sehingga menjadi satu kesatuan sistem,” ujarnya.

Saiful juga menyampaikan berita baik untuk anggota Inkindo di Sulteng, di mana pihak BPJN Sulteng akan melibatkan dalam kegiatan bimbingan teknis (bimtek) yang akan dikerjasamakan dengan Balai Pelatihan di Makassar.

“Ini semua bagian dari upaya kita untuk meningkatkan kapasitas tenaga ahli yang muaranya pada peningkatan kapasitas dan sumber daya perusahaan,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, ukuran kualifikasi perusahaan dari kecil hingga besar, antara lain dinilai dari kemampuan keuangan perusahaan, kemampuan personel serta pengalaman.

Biasanya, kata dia, perusahaan kecil yang ingin naik ke kelas menengah, diajak dulu untuk joint operation. Begitu juga dari menengah ke besar.

Ia menambahkan, untuk perusahaan berkualifikasi menengah, nilai paket pekerjaannya ada di kisaran Rp1 miliar sampai Rp2,5 miliar. Dengan standar ini, anggota Inkindo Sulteng sendiri belum ada yang mau menjadi lead karena dalam prasyarat lelang, yang dinilai juga adalah pengalaman perusahaan.

Apalagi, kata dia, di aturan pelelangan sekarang, yang disyaratkan adalah Nilai Pengalaman Tertinggi (NPT).

“Misalnya kita ikut di paket menengah sebesar Rp2 miliar. Perusahaan kita di sini mungkin hanya punya pengalaman dalam paket Rp1,5 miliar, sementara perusahaan luar itu ada yang sampai pada angka Rp4 miliar. Otomatis kita tidak masuk di shot list yang di dalamnya terdapat maksimal tujuh perusahaan,” terangnya.

Padahal, kata dia, sebagian besar pekerjaan yang dimenangkan perusahaan dari luar Sulteng, sumber daya yang digunakan adalah tenaga lokal.

“Artinya, dari sisi sumber daya manusia, kita mampu. Hanya saja kita terhambat di syarat administrasi. Itulah yang kami sampaikan kepada Kepala Balai agar ada keberpihakan kepada anggota Inkindo Sulteng, sehingga kesempatan itu makin terbuka, jangan hanya di posisi joint operating saja, tetapi juga bisa berkesempatan menjadi lead,” ujarnya.

Selain ke BPJN, Inkindo Sulteng juga akan melakukan konsolidasi ke balai-balai yang lain, seperti Balai Sungai, Balai Pemukiman maupun Balai Prasarana Wilayah agar kondisi jasa konsultan di Sulteng juga bisa dipahami oleh balai-balai tersebut.

Sebab, kata dia, anggota Inkindo juga tersebar di berbagai kegiatan usaha, seperti di bagian jalan, bangunan gedung maupun sungai. (RIFAY)