TOLITOLI – Kabupaten Tolitoli merupakan salah satu daerah di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) yang memiliki banyak wilayah terpencil dan susah diakses. Hal ini menjadi salah satu kendala tersendiri bagi Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat dalam merealisasikan target vaksinasi Covid-19 di wilayah kerjanya tersebut.
Untuk itulah, keterlibatan Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Sulawesi Tengah (Sulteng) dalam kerja sama vaksinasi tersebut, dianggap bisa mempermudah kegiatan vaksinasi itu, khususnya di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.
“Jadi memang sudah diagendakan bahwa pada tahap dua minggu yang sudah berjalan ini, kerja sama dengan BIN adalah untuk menjangkau daerah-daerah yang sulit. Jadi di sini BIN berperan membantu pencapaian target vaksinasi di daerah-daerah sulit itu,” kata Ketua Pelaksanaan Vaksinasi Kabupaten Tolitoli, Matalatta Tanra, Jumat (08/07).
BIN, lanjut dia, juga membantu mengomunikasikan sehingga stok vaksin tercukupi dan stabil. BIN juga membantu bekerja di lapangan dan melakukan kerja sama lintas sektor untuk mengimbau masyarakat agar mau divaksin.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Tolitoli itu menambahkan, di wilayah Tolitoli sendiri terdapat beberapa titik yang terletak di wilayah kepulauan dan perbatasan yang hanya bisa dijangkau dengan menyeberang lautan.
Daerahnya itu seperti yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ogodeide yang mencakup beberapa pulau, kemudian Puskesmas Ogotua yang meliputi pulau yang berbatasan dengan Malaysia.
“Di wilayah kerja Puskesmas Lampasio juga ada daerah terpencil di atas gunung. Di dalam kotapun ada puskesmas yang wilayah kerjanya ada di bagian pulau. Seperti Puskesmas Baolan yang meliputi Pulau Lutungan. Jadi memang hampir semua wilayah kerja puskesmas itu ada daerah sulitnya,” jelasnya.
Tentunya, kata dia, dengan wilayah yang sulit tersebut, ada kendala-kendala yang dihadapi dalam kegiatan vaksinasi, salah satunya faktor alam.
“Biasanya ketika sudah dijadwalkan akan menuju titik tersebut, namun kondisi alam tidak mendukung, terpaksa dibatalkan dulu. Jadi beberapa pulau itu biasanya nanti dikunjungi sekitar tiga kali baru bisa menyisir semua target-targetnya,” jelasnya.
Namun, kata dia, bagaimanapun tantangan itu, pihaknya tetap melaksanakan perintah. Meskipun saat ini PPMK sudah di level satu dan kasus Covid-19 juga sudah melandai, namun kegiatan vaksinasi tetap berjalan, terutama dosis 3 atau booster.
“Alhamdulillah untuk booster ini, kalau dibandingkan dengan kabupaten lain, mungkin kita cukup baik capaiannya, kalau tidak salah kita di urutan kedua capaian dosis tiga setelah Kota Palu. Kalau secara umum untuk Provinsi Sulteng masih berada di antara 11 dan 12 persen, di kita capaian boosternya itu sudah di angka 15 persen,” tuturnya.
Sementara untuk dosis 1, kata dia, saat ini realisasinya sudah hampir 90 persen. Adapun lebihnya sekitar 10 persen karena faktor masyarakat yang memang tidak memungkinkan untuk divaksin. Selain itu, kata dia, ada juga masyarakat yang sudah tervaksin di luar daerah, sehingga tidak terdaftar di Dinkes Tolitoli.
“Jadi asumsi kita yang benar-benar belum divaksin dosis satu itu sekitar dua atau tiga persen saja,” ujarnya.
Sementara itu, lanjut dia, untuk dosis 2, pihaknya sudah lebih dari 60 persen. Sehingga yang sedang diupayakan saat ini bersama BIN adalah dosis 3 atau booster. Ia mengaku bersyukur karena pemerintah sudah mengeluarkan beberapa regulasi, khususnya untuk pelaku perjalanan yang harus dosis 3 sehingga masyarakat juga mulai antusiasi untuk divaksin booster.
Lebih lanjut ia mengatakan, kerja sama dengan BIN sendiri sudah berlangsung sejak tahun 2021 lalu. Namun dua minggu terakhir ini lebih diaktifkan lagi karena sudah ada target yang ditetapkan bersama BIN, yaitu sekitar 450 dosis sehari baik dosis 1, 2 maupun dosis 3.
“Tetapi memang pencapaiannya sejauh ini masih berfluktuasi, tidak menentu tergantung situasi dan kondisi di lapangan,” katanya.
Untuk memaksimalkan pelayanan, pihaknya melibatkan 15 puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan di Tolitoli. Setiap hari, puskesmas-puskesmas tersebut membuka gerai vaksin, baik sifatnya mobile maupun yang tersedia di puskesmas.
“Dari 10 kecamatan di Tolitoli, terdapat 15 puskesmas yang membuka pelayanan vaksinasi di 18 titik. Jadi semua puskesmas dilibatkan,” tekannya.
Untuk stok vaksin sendiri, kata dia, setelah dilakukan evaluasi, ada beberapa titik puskesmas yang mengalami kekosongan. Namun di sisi lain, kata dia, puskesmas lain juga masih tersedia sehingga dilakukan relokasi stok vaksin. ***