TOLITOLI – Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tolitoli menunjukkan adanya peningkatan jumlah masyarakat yang telah melengkapi dosis vaksin Covid-19 sampai ke booster.
Dari data yang ada, hingga memasuki akhir temin dua kerja sama vaksinasi dengan BIN tersebut, posisi pencapaian vaksin booster hampir di angka 17 persen.
“Atau kalau ditotalkan sebanyak 26.724 jiwa atau 16,90 persen,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Tolitoli, Matalatta Tanra, Sabtu (13/08).
Namun, kata dia, walaupun pencapaiannya sudah berkisar di angka 17 persen, pihaknya belum melihat antusias yang besar dari masyarakat untuk divaksin. Kendalanya masih sama dengan sebelum-sebelumnya, di mana adanya anggapan masyarakat bahwa vaksinasi bukan lagi menjadi hal penting karena kasus covid bisa dikatakan sudah sangat turun.
“Jadi kalau kita juga tidak jemput bola, ya kita tidak bisa dapat sasaran, termasuk mengedepankan edukasi dan pendekatan humanis ke masyarakat,” jelasnya.
Untuk memaksimalkan pencapaian tersebut, pihaknya bersama BIN dan elemen terkait lainnya menerapkan sistem jemput bola.
“Karena masyarakat sekarang kalau kita hanya menunggu, sementara mereka tidak punya kepentingan misalnya untuk syarat administrasi perjalanan, pasti mereka tidak akan datang. Jadi untuk meningkatkan capaian target, ya jalan satu-satunya dengan sistem jemput bola,” ujarnya.
Bersamaan dengan itu, Dinkes Tolitoli juga sedang menyasar tenaga kesehatan (nakes) untuk vaksin booster kedua atau dosis empat.
“Jadi kita berangkat dari pencapaian booster pertama untuk memaksimalkan pelaksanaan booster dua bagi tenaga kesehatan. Semua ini masih terintegrasi dalam kerja sama dengan BIN, termasuk elemen lain, seperti kepolisian,” tambahnya.
Hingga saat ini, lanjut dia, belum ada persentase berapa banyak nakes yang sudah divaksin booster kedua. Saat ini, kata dia, angkanya masih di kisaran 40 lebih.
“Jadi kita sudah instruksikan ke puskesmas untuk segera dilaksanakan vaksinasi bagi nakes yang sudah mencapai enam bulan sejak booster pertama,” ujarnya.
Terkait dengan logistik, lanjut dia, setiap saat pihaknya selalu berkoordinasi dengan pemerintah provinsi.
“Belum lama ini kita baru saja ambil Pfizer karena itu yang tersedia di provinsi. Untuk stok yang sudah memasuki expired sejauh ini belum ada. Kalaupun ada tapi sudah diperbaharui dengan stok yang baru karena memang begitu stoknya berkurang atau akan memasuki expired, kita langsung koordinasi ke provinsi,” tuturnya.
Untuk booster dua, kata dia, sesuai dengan juknis yang ada, semua jenis vaksin bisa diberikan, tergantung dosisnya. Jika booster pertama memakai moderna, maka di booster keduanya bisa memakai Pfizer, tentunya dengan dosis yang disesuaikan.
“Jadi ada penggabungan. Jadi kalau booster pertamanya Moderna, tidak harus memakai Moderna lagi di booster kedua,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, bentuk dukungan BIN kepada Dinkes Tolitoli tetap sama seperti sebelum-sebelumnya. BIN selalu mensupport kegiatan, memantau progres dan sama-sama dan membangun koordinasi di lapangan.
Dari pihaknya, kata dia, selalu memberikan informasi kepada BIN sesuai dengan pemetaan yang dilakukan, mengenai daerah-daerah sasaran vaksinasi. Dari informasi itu, pihak BIN memfasilitasi, lalu bersama-sama turun ke lapangan.
Pihaknya bersama BIN juga lebih mengedepankan pendekatan humanis kepada masyarakat, karena minat untuk divaksin juga semakin menurun.
“Jadi kita bersama BIN lebih fokus pada sistem Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sekaligus pelaksanaan,” tambah Ketua Pelaksanaan Vaksinasi Kabupaten Tolitoli itu.
Untuk memaksimalkan pelayanan, pihaknya melibatkan semua atau sebanyak 15 puskesmas di Tolitoli. 15 Puskesmas yang dimaksud adalah Puskesmas Bangkir, Baolan, Basidondo, Binontoan, Dakopemean, Dondo, dan Puskesmas Galang.
Selanjutnya, Puskesmas Kayulompa, Kombo, Kota, Lampasio, Laulalang, Ogodeide, Ogotua, serta Puskesmas Salumbia. *