BI Sulteng Siapkan Kas Keliling Penukaran Uang Jelang Idul Fitri, Simak Jadwalnya

oleh -
Kepala KPw BI Sulteng, Dwiyanto Cahyo Sumirat, memukul gong pada kegiatan kick of SERAMBI 2023, di Ruang Kasiromu BI Sulteng, Senin (27/03). (FOTO: media.alkhairaat.id/Rifay)

PALU – Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan uang sebesar Rp1,72 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Sulawesi Tengah (Sulteng) pada perayaan lebaran Idul Fitri 1444 H/2023.

Jumlah uang yang disiapkan ini naik sebesar 40% dari realisasi tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp1,23 triliun.

“Antisipasi kenaikan ini mempertimbangkan pencabutan status Pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), kebutuhan selama bulan Ramadhan, libur Idul fitri, pembayaran Gaji dan THR pegawai ASN/TNI/POLRI/Swasta serta peningkatan mobilisasi masyarakat,” kata Kepala KPw BI Sulteng, Dwiyanto Cahyo Sumirat, saat konferensi pers dan kick of SERAMBI (Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri) 2023, di Ruang Kasiromu BI Sulteng, Senin (27/03).

Anto, sapaan akrabnya, mengatakan, selama periode menjelang Hari Raya Idul Fitri, KPw BI Sulteng menyediakan layanan penukaran uang melalui kas keliling.

Layanan tersebut mulai dibuka tanggal 4 April 2023, pukul 09.00 sampai 11.30 Wita di Area Parkir Swalayan Grand Hero. Selanjutnya, tanggal 14 April 2023, pukul 13.30 sampai 17.00 Wita di Taman GOR Palu.

Kemudian, tanggal 17 April 2022, pukul 09.00 sampai 11.30 Wita di Masjid Agung Darussalam dan terakhir tanggal 18 April 2022, pukul 09.00 sampai 11.30 Wita di Lapangan Vatulemo.

“Dengan catatan, calon penukar uang wajib melakukan pendaftaran pada aplikasi PINTAR di https://pintar.bi.go.id/, sehari sebelum melakukan penukaran,” kata Anto.

Menurutnya, penukaran melalui mobil layanan kas keliling dibatasi dengan mempertimbangkan aspek pemerataan dan perluasan.

Setiap penukar, kata dia, hanya diperkenankan menukarkan uang dengan batas maksimal sebesar Rp3,8 juta, terdiri dari pecahan Rp20 ribu sebanyak Rp2 juta, pecahan Rp10 ribu sebanyak Rp1 juta, pecahan Rp5 ribu sebanyak Rp500 ribu, pecahan Rp2 ribu sebanyak Rp200 ribu, dan pecahan Rp1.000 sebanyak Rp100 ribu.

Tak hanya itu, guna memenuhi kebutuhan penukaran uang, pihaknya juga bekerja sama dengan perbankan dengan menyediakan 60 titik layanan penukaran uang. Jumlah ini bertambah 10 titik dari tahun sebelumnya.

Menurutnya, 60 titik penukaran uang tersebut akan dibuka mulai tanggal 27 Maret 2023 sampai 20 April 2023 (tentative).

“Kami juga mengajak masyarakat mengoptimalkan pembayaran transaksi non tunai guna mendukung ekonomi dan keuangan digital,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, semua program tersebut terpadu dalam kegiatan SERAMBI (Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idul Fitri) 2023 yang telah diluncurkan oleh Deputi Gubernur BI, Aida S. Budiman, di BI pada tanggal 20 Maret lalu. SERAMBI sendiri merupakan rangkaian kegiatan pemenuhan kebutuhan uang rupiah dan layanan kas pada kepada masyarakat periode Ramadan dan Idul Fitri 2023.

“Tiga framework BI dalam melakukan pengelolaan uang rupiah yang dioptimalkan menjelang hari raya, pertama ketersediaan uang rupiah yang berkualitas dan terpercaya, kedua sistem distribusi uang yang efisien dengan layanan kas prima dan ketiga adalah infrastruktur,” ujarnya.

BI juga mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan transaksi pembayaran secara non tunai di antaranya QRIS, memperluas kepersertaan BI-FAST termasuk kanal layanan dan akseptasi masyarakat, serta mendorong Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) untuk mempersiapkan infrastruktur guna menghadapi peningkatan transaksi di bulan Ramadan dan Idul Fitri 1444 H.

Sementara itu, Deputi Kepala KPw BI Sulteng, Gusri Wantoro, mengatakan, dari total Rp1,72 triliun yang disiapkan pada momen Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini, terdiri dari Uang Pecahan Besar (UPB) sebesar 54,48 persen dan Uang Pecahan Kecil (UPK) sebesar 45,52 persen.

“Berdasarkan pengalaman memang yang lebih banyak disediakan adalah UPB karena biasanya untuk pembayaran gaji dan sebagainya. Sementara UPK yang lebih dominan disediakan adalah pecahan Rp10 ribu dan Rp5 ribu,” tambah Kepala Unit Implementasi Pengelolaan Uang Rupiah, KPw BI Sulteng, Rachmad Hendrawan.

Menurutnya, dari total uang yang disediakan tersebut, jumlah kebutuhan sekitar 60 persen ada di Kota Palu. 40 persen sisanya tersebar di daerah lain di Sulteng. (RIFAY)