PALU – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melakukan sosialisasi dan edukasi terkait digitalisasi sistem pembayaran melalui penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) serta berkaitan dengan Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah kepada kalangan mahasiswa, Jumat (19/08).
Kali ini, BI melibatkan sekitar 70 mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Palu, seperti Universitas Tadulako (Untad), Universitas Alkhairaat (Unisa), Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu, serta GENBI Sulteng.
Sosialisasi dan edukasi itu juga dirangkai dengan study tour mengenai bagaimana proses uang rupiah dari dicetak, diedarkan, sampai dengan melihat langsung uang yang sudah dimusnahkan.
Kegiatan yang mengusung tema “Kemerdekaan dan Kebanksentralan” ini masih dalam rangakaian Pekan QRIS Nasional (PQN) 2022, bertepatan dengan peringatan HUT ke-77 RI.
Menurut Kepala KPw BI Sulteng, Dwiyanto Cahyo Sumirat, kegiatan tersebut sebagai upaya BI untuk mendorong penguatan kebijakan sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal (CeMuMuAh) dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ia mengatakan, QRIS merupakan standardisasi kanal pembayaran berbentuk QR yang dapat digunakan pada beragam jenis merchant.
“Melalui QRIS masyarakat dapat melakukan transaksi. Cukup dengan scan QRIS melalui aplikasi mobile banking atau dompet digital yang ada di handphone,” katanya.
Ia juga memaparkan beberapa keuntungan yang didapat dengan menggunakan QRIS, di mana masyarakat tidak dibebankan biaya tambahan lain atau bebas biaya transfer.
“Transaksi menjadi mudah karena tidak perlu lagi membawa uang tunai dalam jumlah banyak dan tidak perlu menunggu uang kembalian karena semuanya sudah otomatis, terhindar dari praktik kejahatan uang yang diragukan keasliannya, serta transaksi dapat dilakukan secara contactless,” tuturnya.
Ia berharap, setelah kegiatan ini, mahasiwa dapat memahami apa makna dari Cinta Rupiah, sehingga dapat mengenali, merawat, dan menjaga rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah di wilayah NKRI.
“Dengan paham rupiah, maka mahasiswa menjadi paham fungsi rupiah sebagai nilai tukar dan bagaimana cara mengelolanya, misalnya dengan bertransaksi dan berbelanja dengan bijak, berhemat, dan berinvestasi,” tutupnya.
Sehari sebelumnya, BI Sulteng juga menggelar kegiatan yang sama dengan menyasar pelajar SMA di Kota Palu, di antaranya dari SMA Negeri 1 Palu, SMA Negeri 2 Palu, SMK Negeri 3 Palu, SMA Alkhairaat, SMA Karuna Dipa, serta GENBI dengan total 150-an orang.
“Kegiatan yang dilakukan sebagai upaya pengembangan ekonomi digital. Sistem pembayaran ini diharapkan bisa dimengerti oleh kalangan pelajar sehingga mereka dapat beradaptasi di era digitalisasi ekonomi saat ini,” kata Anto, sapaan akrab Kepala KPw BI Sulteng itu.
Menurutnya, hal ini juga seiring perkembangan ekosistem keuangan digital di tingkat nasional.
BI memproyeksikan akan terjadi peningkatan pesat pada ekonomi dan keuangan digital secara nasional di tahun 2022, yaitu mencapai Rp530 triliun dari transaksi E-Commerce. *