SIGI – Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Rony Hartawan, meresmikan penggunaan barbershop bantuan dari BI Sulteng di Pondok Pesantren (Ponpes) Alkhairaat Madinatul Ilmi Dolo, Sabtu (24/08).

Peresmian tersebut disaksikan Pimpinan Ponpes Madinatul Ilmi Dolo, Dr Habib Sayyid (HS) Ali Hasan Aljufri dan Komisaris Palu Grand Mall (PGM) beserta para ustadz dan santri Ponpes Madinatul Ilmi Dolo

Kepala KPw BI Sulteng, Rony Hartawan, mengatakan, Ponpes Alkhairaat Madinatul Ilmi Dolo merupakan salah satu percontohan sebelum nantinya membentuk Hebitren (Holding Ekonomi Bisnis Pesantren).

“Jadi untuk membentuk Hebitren ini, tentunya harus ada contoh-contoh yang tangible buat para pesantren yang akan kita kumpulkan dalam wadah Hebitren nanti,” jelas Rony Hartawan.

Kata dia, ide pemberian bantuan ini berdasarkan pengalaman dari tempatnya bertugas sebelumnya, di mana barbershop merupakan salah satu bentuk usaha yang paling simple dan kebutuhannya ada di lingkungan santri sehingga lebih mudah untuk dikelola.

“Memang ide saya untuk kita buat di Alkhairaat. Dan ternyata benar setelah tadi itu kelihatannya banyak yang mendukung, maksudnya dalam konteks SDM-nya ada, santrinya ada, demand-nya juga gampang dan belajarnya juga enggak terlalu sulit, dibanding misalkan kita buat restoran,” ujarnya.

Jika diistilahkan dalam sebuah project, kata dia, biasa disebut quick win, yaitu usaha yang cepat dan kecil, tapi mudah sukses.

Selain bantuan barbershop, BI Sulteng juga memfasilitasi trainer agar nanti santri-santrinya sendiri yang langsung mengelola.

“Jadi pada saat mereka keluar dari sini, tidak hanya siap kerja, tapi juga siap untuk berwirausaha,” jelasnya.

Selain barbershop ini, di bagian pondok putri juga ada bantuan dari BI Sulteng berupa salon kecantikan yang diharapkan bisa mengembangkan kemampuan para santri untuk usaha make up artis.

“Karena ternyata selain dari BI, juga ada bantuan dari pihak lain di sebelahnya, ada tempat untuk busana fashion. Nah nanti kita mau buat pelatihan untuk desainer. Kalau ada waktu yang tepat kita bisa buat fashion show oleh para santriwati dengan make up-nya juga,” katanya.

Lebih lanjut Rony mengatakan, sebelumnya BI Sulteng juga sudah memberikan bantuan di beberapa ponpes lain.

“Cuma fokus kami adalah membentuk Hebitren-nya dulu. Kalau Hebitren-nya sudah terbentuk, baru kita lihat berapa banyak pesantren yang bisa ikut dan disitu kita berkembang bersama-sama. Kan nanti isunya adalah sinergi antar pesantren, jadi nanti ada yang sifatnya internal pesantren yang dikembangin, ada yang sifatnya antar pesantren,” imbuhnya.

Di tempat yang sama, Pimpinan Ponpes Alkhairaat Madinatul Ilmi, Dr HS Ali Hasan Aljufri menyampaikan terima kasih kepada BI Sulteng yang telah berkontribusi dalam membangun kemandirian pesantren.

“Saya tidak sangka Kepala BI bisa hadir, waktunya sudah lama kita atur untuk acara semacam silaturahmi, berbincang bersama dengan BI dan juga Pak Karman Karim yang diharapkan bisa membantu kita ke depan dalam rangka pengembangan pondok pesantren ini,” kata Habib Ali.

Sementara itu, Komisaris PGM, Karman Karim pada kesempatan itu memberikan motivasi kepada pihak Ponpes Madinatul Ilmi untuk mempunyai kemampuan berdiri sendiri dan punya kemampuan ekonomi yang bisa dialirkan kepada pesantren-pesantren Alkhairaat lainnya. (RIFAY)