PALU – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong peningkatan inklusi keuangan digital.

Salah satu upaya yang dimaksud adalah menggelar Focus Group Discussion (FGD) implementasi penggunaan QRIS dan sosialisasi BI-FAST yang akan menjadi backbone infrastruktur sistem pembayaran ritel masa depan.

Kegiatan berlangsung di aula Kasiromu, KPw BI Sulteng, Kamis kemarin, dengan menghadirkan Kepala OJK Sulteng, perbankan, dan 11 perwakilan pelaku usaha retail di Sulawesi Tengah.

Di dalam forum ini, pelaku usaha dan perbankan saling berbagi pengalaman dalam mengaplikasikan QRIS serta bagaimana upaya yang dilakukan pelaku usaha jika terjadi kendala.

Berdasarkan hasil diskusi tersebut, proses settlement yang belum real time masih sering menjadi kendala, meskipun beberapa Penyelenggara Jasa Pembayaran (PJP) telah mampu memberikan layanan settlement pada H+0.

Hal lain yang mengemuka adalah masih banyaknya front liner merchant/pelaku usaha yang belum memiliki pemahaman yang cukup baik dan merata mengenai cara penggunaan QRIS sehingga belum secara proaktif menawarkan cara pembayaran menggunakan kanal QRIS kepada pelanggan.

Kepala KPw BI Sulteng, Dwiyanto Cahyo Sumirat, mengatakan, QRIS merupakan evolusi pembayaran bagi masyarakat yang memberikan berbagai kemudahan dalam bertransaksi di era digitalisasi seperti saat ini.

Berkaitan dengan kendala yang terjadi, Anto, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa upaya mendorong penggunaan QRIS ini menjadi tugas bersama, baik perbankan maupun pelaku usaha itu sendiri.

Ia juga berharap, perbankan dapat bersama-sama memberikan sosialisasi dan edukasi kepada nasabah bahwa transaksi menggunakan kanal QRIS ini cepat, mudah, murah, aman, dan handal.

Kepada front liner di merchant/pelaku usaha, Anto mengajak agar proaktif menawarkan kepada pelanggan untuk bertransaksi dengan QRIS.

Dalam kesempatan yang sama, OJK menyampaikan komitmen untuk turut berkolaborasi membantu perbankan dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat.

Kepala OJK Sulteng, Triyono Raharjo, menuturkan, OJK dan BI merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dalam mendorong inklusi keuangan yang lebih maju.

“OJK memberikan apresiasi terhadap upaya BI dalam meningkatkan inklusi keuangan digital di Sulteng serta terus memaksimalkan peran OJK dalam mendukung sektor jasa pembayaran untuk Indonesia yang lebih baik,” ujarnya.

Di Sulteng sendiri, total pelaku usaha yang telah menggunakan QRIS adalah sebanyak 127.883 merchant atau 246% (yoy) dan total penduduk yang telah bertransaksi dengan QRIS mencapai 69.363 jiwa pada bulan Juli 2022.

Hal ini mencerminkan adanya peningkatan akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring serta semakin meningkatnya kemudahan dengan pembayaran digital.

Namun, dalam prakteknya terkadang ditemukan berbagai permasalahan, baik yang dihadapi pelanggan maupun pelaku usaha. (RIFAY)