PALU – Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Dwiyanto Cahyo Sumirat, menyatakan dukungannya atas inisiatif Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng membangun Kawasan Pangan Nusantara (KPN) atau Food Estate (FE) di Desa Talaga, Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala.
“Kawasan pangan yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah itu baik sekali karena memang dimaksudkan oleh Bapak Gubernur untuk bisa menopang pangan di Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur,” katanya, di Kantor BI Sulteng, Kamis (13/10).
Ia mengatakan, ketika nanti proyek itu sudah beroperasi, maka di samping hasilnya bisa dikirimkan ke IKN, juga bisa untuk memenuhi kebutuhan pangan di Sulteng.
“Jagung dan sorgum yang akan jadi komoditas utamanya itu sangat baik untuk mendukung ketahanan pangan kita, baik di Sulteng maupun nasional,” jelasnya.
Komoditas jagung saja, kata dia, merupakan komponen utama pakan ternak seperti ayam.
“Tahu sendiri harga ayam bagaimana sekarang, karena harga pakannya juga mahal. Ketika kita bisa memproduksi banyak, maka selain bisa dijual ke IKN atau ke Jawa yang banyak peternakannya, kita juga bisa memenuhi kebutuhan pakan ternak di Sulteng,” kata Anto, sapaan akrabnya.
Sehingga, kata dia, kebutuhan telur maupun daging ayam juga bisa terjamin dengan harga yang terjangkau.
“Saya kira ini hal positif dari inisiatif Bapak Gubernur untuk membuka KPN ini,” imbuhnya.
Gubernur Sulteng telah menandatangani Surat Keputusan Nomor: 504/117/.1/DBMPR-G.ST/2022 tentang Penetapan Desa Talaga, Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala sebagai Kawasan Pangan Nusantara (KPN) Program Peningkatan Penyediaan Pangan Nasional atau Food Estate (FE).
Keputusan ini dikuatkan dengan KKKPR (Keterangan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang) Pengembangan Kawasan Pangan Nusantara (KPN) Nomor: 02/04.22/TKPRD/III2022 yang ditandatangani Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Donggala tanggal 17 Maret 2022 sebagai jawaban atas permintaan Rekomendasi Kawasan Pangan Nusantara Nomor: 504/71/Bappeda oleh Gubernur kepada Bupati Donggala.
Selain itu, areal KPN juga telah memiliki dokumen UKL/UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan).
Berdasarkan hasil proses overlay data areal Food Estate terhadap Peta Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan Provinsi Sulawesi Tengah sampai dengan Tahun 2020 (lampiran Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: SK.6624/MENLHK-PKTL/KUH/PLA.2/10/2021 tanggal 17 Oktober 2021), kawasan tersebut adalah seluas kurang lebih 850 hektar yang berada di APL (Areal Penggunaan Lain).
Terdapat 3 desa yang berada di sekitar lokasi FE Dampelas, yakni Desa Talaga, Desa Sabang dan Desa Kambayang dengan total penduduk 5.226 jiwa atau sekitar 1.000 Kepala Keluarga (KK) yang sebagian besar bekerja sebagai petani/peternak/nelayan-pembudidaya.
Sejauh ini, pemerintah bersama tim di daerah terus menggenjot realisasi proyek tersebut.
Tim telah membuka ratusan hektar lahan sebagai persiapan kedatangan Presiden untuk melakukan penanaman perdana jagung dan sorgum.
Rencana awal, komoditas yang akan ditaman adalah jagung dan sorgum yang diperkirakan 100 sampai 200 hektar.
Sesuai rencana, kawasan proyek akan terbuka 100 persen dan mulai beroperasi secara maksimal pada tahun 2023 mendatang. Di tahap awal, proyek ini akan menyerap sedikitnya 400 tenaga kerja yang merupakan petani lokal. (RIFAY)