Bersama PKK se-Sulteng, BI Gaungkan Konsumsi Cabai dan Ikan Air Tawar untuk Tekan Inflasi

oleh -
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulteng, Dwiyanto Cahyo Sumirat. (FOTO: media.alkhairaat.id/Rifay)

Lebih lanjut ia mengatakan, Lomba Masak MARISI 2022 merupakan rangkaian kegiatan Gerakan Naional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) mencermati perkembangan inflasi Tahun 2022.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), per September 2022, tingkat inflasi gabungan di Sulteng mencapai 6,73% (yoy) atau berada di atas rata-rata nasional sebesar 5,95% (yoy).

“Hal ini mencerminkan tingginya kenaikan harga secara tahunan yang mayoritas didorong oleh komoditas langganan inflasi seperti cabai dan ikan air laut seperti ikan cakalang,” kata Anto, sapaan akrabnya.

Kata dia, tingginya konsumsi pada kedua komoditas tersebut merefleksikan ketergantungan yang besar terhadap ketersediaan komoditas cabai dan ikan air laut yang berpengaruh terhadap fluktuasi harga pada kedua komoditas ini.

BACA JUGA :  ERB 2024 di Lima Pulau Terluar, BI Sulteng Bawa Uang Tunai Rp21,2 Miliar

Olehnya, lanjut dia, di antara strategi yang dapat ditempuh adalah dengan menambah alternatif preferensi masyarakat atau membuat program untuk mempengaruhi sisi permintaan. 

“Hal ini merupakan tantangan yang harus dijawab bersama oleh semua pemangku kepentingan termasuk Bank Indonesia dan instansi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK),” ujarnya.

Ia menjelaskan, berdasarkan karakteristiknya, cabai olahan dapat disimpan dalam waktu lama oleh masyarakat. Penggunaan cabai bubuk diharapkan menjadi substitusi bagi cabai segar yang tidak tahan lama dan rentan terhadap naik turunnya pasokan.

Di sisi lain, kata dia, ikan air tawar menjadi potensi komoditas yang dapat didorong menjadi alternatif menu ikan yang sangat digemari oleh masyarakat Sulteng.

BACA JUGA :  Robby: Tidak Benar PT ANA Menyerobot Lahan Masyarakat di Morut

“Ikan air tawar berpeluang mengurangi tekanan inflasi karena dapat dibudidayakan secara luas sehingga ketergantungan terhadap faktor alam dapat lebih berkurang,” terangnya.