PALU – Pengurus Provinsi Federasi Orienteering Nasional Indonesia (FONI) Sulawesi Tengah (Sulteng) berhasil membuktikan prestasi para atlienya di kancah nasional.

Menariknya, upaya luar biasa ini diperoleh dari hasil urunan para pengurus FONI dan pemerhati olahraga di Sulteng.

“Bagi kami ini ajang pembuktian, bahwa ‘semangat swadaya’ ini penting di waktu-waktu darurat,” kata Ketua FONI Sulteng, Muhammad Fauzan kepada media ini, Senin (10/07).

Ia menambahkan kondisi mereka cukup dilematis, sebab semua atlit siap berlaga di ajang FORNAS VII di Jawa Barat, namun akomodasi untuk keperluan keberangkatan belum terpenuhi.

“Fokus kami di atlit. Tentu kami akan merasa sangat bersalah jika semangat mereka, yang selama ini dibuktikan melalui latihan dan beberapa kali seleksi, harus kandas hanya karena kendala anggaran,” jelasnya.

Bagi Fauzan, semangat gotong royong yang menjadi ciri dari kelompoknya masih tetap dipegang teguh.

“Saya pikir tidak ada yang mustahil jika semua semangat menyatu. Dan saya yakin bahwa semesta selalu akan mendukung pada setiap niat baik,” tambahnya.

Ia juga turut berbangga dengan prestasi yang diraih para atlit, sebab telah mencatat prestasi lebih baik dari Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) sebelumnya di Palembang.

Saat itu, dari lima atlet FONI Sulteng yang berlaga, hanya Asep Setiawan mencatat prestasi terbaik di posisi 4, setelah terpaut 1 menit dari peraih medali perunggu asal DKI Jakarta. Sedangkan di FORNAS VII Jawa Barat kali ini FONI Sulteng meraih enam medali masing-masing 1 emas, 2 perak, dan 3 perunggu.

Menurunkan 12 atlit, di hari pertama perlombaan, FONI Sulteng tancap gas dan sukses meraih 4 medali. Satu medali emas diraih oleh Rivaldi dikelas M20, dua medali perak diraih oleh Muhammad Rizki di kelas M20, dan Andi Syawal di kelas M21. Sementara satu medali perunggu diraih oleh Bita Tambajong di kelas W18.

Penggiat lari Orienteering atau O Sulteng menambah dua medali perunggu memasuki hari kedua atau terakhir perlombaan dengan mempertandingkan nomor Labirin. Medali masing-masing diraih Rivaldi kelas M20 Rivaldi dan Andi Syawal di nomor M21.

Hasil ini cukup memuaskan bagi prestasi lari O di Sulteng. Apalagi arena Fornas yang berlumpur setelah hujan deras menjadi tantangan bagi para atlet. Hal ini ditambah dengan sepatu yang dipakai tidak cocok dengan medan licin berlumpur. Selain itu sejak hari pertama atlet FONI Sulteng berjuang keras menyesuaikan dengan suhu dingin Ranca Upas, Ciwidey dengan ketinggian 1.700 meter dari permukaan laut.

“Selama ini kita latihan di Hutan Kota Palu dan perbukitan Kavatuna, pas kita race suhunya ternyata dingin sekali, medannya licin dan banyak lumpur,” ungkap Mawaddah atlet kelas W18, Minggu (09/07/2023

Muhammad Fauzan, menaruh beberapa catatan atas hasil Fornas kali ini terutama untuk proses aklimatisasi yang sangat singkat. “Selain itu equipment yang tepat juga menjadi catatan penting karna selama ini kita belum menganggap penting peran equipment,” ucap Ojan sapaan akrabnya. *