BANYAK cara yang dilakukan abnaulkhairaat untuk mencintai Pendiri Alkhairaat, HS Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua. Mencintai keturunan Nabi Muhammad SAW dengan harapan agar kelak mendapakan syafaat di hari pembalasan.
Salah satu bentuk cinta tersebut adalah dengan berdagang foto Guru Tua.
Seperti yang dilakukan pria asal Desa Kotarindau, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Rustam (31) dan beberapa rekannya. Mereka memulai usaha tersebut dengan berharap keberkahan.
Niat awalnya, agar foto-foto habaib itu terpasang mewah di rumah-rumah warga. Tidak lagi ada yang memajangnya dengan lakban dan paku atau sejenisnya.
Berangkat dari niat ikhlas itu, mereka pun hanya mencari keuntungan sekadarnya. Bahkan suatu waktu ada pelangan yang membeli di atas harga yang ditetapkan. Rustam dan rekanya malah menolak dan tidak mengambil sepeser pun uang tambahan tersebut.
“Awalnya niat kitorang (kami) tidak mau mencari untung banyak. Yang penting foto Guru Tua bisa mengisi rumah,” ujar Rustam, pekan lalu.
Utam sapaan akrabnya, menceritakan kejadian menakjubakan yang ia alami saat menggelar usahannya di kegiatan tablig akbar yang dihelat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi, akhir pekan lalu, di Lapangan sepak Desa Kota Pulu, Kecamatan Dolo.
Dia mengaku tidak habis pikir dari mana ia mendapatkan keuntungan berlipat ganda dari penjualan foto itu.
Kala itu, tutur Utam, ada dua pembeli lanjut usia yang menawar dagangannya dengan harga di bawah modal. Transaksi tawar-menawar pun terjadi, bahkan nenek tersebut memperlihatkan uangnya yang tersisa di dompetnya yang tinggal Rp10 ribu.
Uang tersebut, menurut Utam, digunakan nenek tersebut untuk menyewa taksi saat akan pulang ke rumah. Utam dengan ikhlasnya dan spontan langsung memberikan dua foto yang sudah terbingkai indah tersebut.
“Saat itu yang terbersit di ingatan saya adalah dua Putri Guru Tua,” tambah Utam.
Usai kegiatan yang dihadiri ribuan jemaah itu, Utam mulai menghitung pendapatan. Alangkah kagetnya dia bersama rekan-rekannya saat menghitung keuntungan tersebut. Beberapa kali dihitung, tapi bukan rugi yang didapat, melainkan untung berkali lipat. Padahal, kata dia, dengan usaha yang baru digagasnya empat hari itu, mestinya rugi, karena dijual sangat murah.
“Insya Allah dengan untung berkali lipat itu, bisa modal untuk buat bingkai lagi,” tutupnya tanpa menyebut jumlah keuntungan. (NANANG IP)