PALU – PT Mega Corpora, perusahaan milik konglomerat nasional Chairul Tanjung, kini resmi menguasai 26 persen saham di PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulawesi Tengah (Sulteng) atau Bank Sulteng, menjadikannya sebagai pemegang saham terbesar kedua setelah Pemerintah Provinsi Sulteng.
Berdasarkan dokumen yang diterima media ini di Palu, Selasa (22/04), Mega Corpora telah menyetor modal sebesar Rp127,93 miliar, yang setara dengan 1.279.348 lembar saham. Sementara itu, Pemprov Sulteng tetap menjadi pengendali utama dengan setoran modal Rp150,74 miliar atau 30,64 persen dari total saham.
Saham Bank Sulteng tidak hanya dimiliki oleh Pemprov dan Mega Corpora, tetapi juga oleh 13 pemerintah kabupaten/kota di Sulteng.
Hingga awal 2025, total modal yang disetor oleh seluruh pemegang saham mencapai Rp491,96 miliar, yang setara dengan 4.919.698 lembar saham. Nilai nominal per lembar saham adalah Rp100.000.
Berikut adalah komposisi kepemilikan saham dari yang terbesar hingga terkecil:
- Pemerintah Provinsi Sulteng – 30,64% (1.507.448 lembar saham)
- PT Mega Corpora – 26,00% (1.279.348 lembar saham)
- Pemkab Parigi Moutong – 4,93% (242.638 lembar saham)
- Pemkab Banggai – 4,85% (238.417 lembar saham)
- Pemkab Tolitoli – 4,52% (222.523 lembar saham)
- Pemkab Banggai Kepulauan – 3,68% (181.068 lembar saham)
- Pemkab Poso – 3,49% (171.897 lembar saham)
- Pemkab Donggala – 3,42% (168.487 lembar saham)
- Pemkab Tojo Una-Una – 3,34% (164.495 lembar saham)
- Pemkab Buol – 3,02% (148.407 lembar saham)
- Pemkab Morowali Utara – 2,94% (144.741 lembar saham)
- Pemkab Morowali – 2,93% (144.164 lembar saham)
- Pemerintah Kota Palu – 2,56% (125.728 lembar saham)
- Pemkab Banggai Laut – 2,31% (113.591 lembar saham)
- Pemkab Sigi – 1,36% (66.746 lembar saham)
Dengan struktur kepemilikan yang semakin beragam, Bank Sulteng kini berada dalam posisi strategis untuk memperkuat peranannya sebagai lembaga keuangan daerah yang mampu bersaing secara nasional. Kehadiran Mega Corpora diharapkan dapat mendorong penguatan permodalan serta modernisasi manajemen Bank Sulteng ke depan.*/Yamin