“Shalat berjamaah 27 derajat lebih utama daripada shalat sendirian”. (HR. Bukhari & Muslim).
Setiap hari setiap diri kita ditawarkan berbagai keuntungan besar. Sejak subuh hingga ke subuh berikutnya, keuntungan bertaburan di mana mana.
Misalnya, ketika berniat dan bangkit untuk pergi ke masjid untuk shalat subuh berjamaah, akan memperoleh pahala berlipat ganda. Shalat berjamaah ketimbang shalat sendiri akan memperoleh keuntungan 27 kali lipat.
Keuntungan dalam bentuk pahala juga diperoleh dari proses perjalanan menuju ke sana. Setiap langkah yang digerakkan memperoleh keuntungan. Inilah salah satu pahala yang tak disangka–sangka berjalan kaki menuju masjid untuk melaksanakan salat.
Meski saat ini beragam jenis kendaraan bisa dengan cepat mengantarkan ke masjid, namun ada baiknya anda melakukan hal ini karena begitu banyak pahala dan keutamaannya.
Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadist riwayat Bukhari pernah melarang sahabatnya yang akan pindah dengan tujuan agar rumahnya lebih dekat dengan masjid. Rasul menyebutkan bahwa mereka harus tetap tinggal dirumah lama, pasalnya semakin jauh masjid yang mereka tempuh, maka pahala yang tercatat adalah sebanyak jejak telapak kaki yang mereka langkahkan hingga ke masjid.
Selain keutamaan tersebut, masih banyak keutamaan lain yang bisa diraih kaum muslimin yang berjalan kaki menuju masjid.
Di samping itu, juga keuntungan bisa diraih dari bekerja mencari nafkah yang halal untuk diri sendiri, keluarga, dan untuk disedekahkan. Sewaktu bekerja dengan baik dan diniatkan untuk membantu melayani orang-orang yang membutuhkan bantuan, juga memperoleh keuntungan pahala.
Jika anda seorang ayah, yang seharian bekerja keras mencari nafkah sehingga pulang ke rumah dalam kelelahan yang sangat. Itu adalah nikmat Allah swt yang luar biasa, karena banyak orang yang saat ini menganggur dan bingung mencari kerja.
Jika anda seorang istri yang selalu kelelahan dengan tugas rumah tangga dan tugas melayani suami yang tidak pernah habis. Sungguh itu nikmat luar biasa, karena betapa banyak wanita sedang menanti-nanti untuk menjadi seorang istri, namun jodoh tak kunjung hadir.
Jika kita orang tua yang sangat lelah tiap hari, karena merawat dan mendidik anak-anak, sungguh itu nikmat yang luar biasa. Karena betapa banyak pasangan yang sedang menanti hadirnya buah hati, sementara Allah swt belum berkenan memberi amanah.
Suatu ketika Nabi saw dan para sahabat melihat ada seorang laki-laki yang sangat rajin dan ulet dalam bekerja, seorang sahabat berkomentar: “Wahai Rasulullah, andai saja keuletannya itu dipergunakannya di jalan Allah.”
Rasulullah saw menjawab: “Apabila dia keluar mencari rezeki karena anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena kedua orang tuanya yang sudah renta, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena dirinya sendiri supaya terjaga harga dirinya, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena riya’ dan kesombongan, maka dia di jalan setan.” (Al-Mundziri, At-Targhîb wa At-Tarhîb).
Sungguh penghargaan yang luar biasa kepada siapa pun yang lelah bekerja mencari nafkah. Islam memandang bahwa usaha mencukupi kebutuhan hidup di dunia juga memiliki dimensi akhirat.
Keuntungan lain yang luar biasa yang ditawarkan kita tiap hri adalah saat memperoleh cinta Allah. Seseorang hamba yang dalam hidupnya senantiasa berharap memperoleh cinta Allah, akan dianugerahi rasa senang untuk beribadah dan menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang bisa merusak pahala.
Sungguh sangat rugi orang-orang yang membiarkan diri lalai tak mau merebut berbagai keuntungan-keuntungan besar tersebut. Apalagi kesempatan-kesempatan seperti itu tak akan berulang, bila nyawa sudah tak lagi dikandung badan. Wallahu a’lam
DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)