Hari Arafah, yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah, beberapa hari lagi kita akan memasukinya.

Hari Arafah menjadi salah satu hari yang paling agung dalam Islam. Bagi umat Islam yang menunaikan ibadah haji, Hari Arafah adalah puncak dari seluruh rangkaian ibadah haji, karena di sinilah mereka melaksanakan wukuf, rukun haji yang paling utama.

Namun, kemuliaan Hari Arafah tidak hanya dirasakan oleh jamaah haji di tanah suci. Bagi umat Islam di seluruh dunia, hari ini juga merupakan momentum penuh berkah yang sangat dianjurkan untuk dimanfaatkan dengan berbagai amalan ibadah.

Ulama sepakat bahwa Hari Arafah termasuk salah satu hari terbaik dalam kalender Islam. Bahkan sebagian ulama menyebutnya sebagai hari paling utama dalam setahun, lebih mulia daripada hari Jumat.

Allah SWT menyebut Hari Arafah secara tidak langsung dalam Al-Qur’an, ketika berfirman: “Demi yang disaksikan dan yang menyaksikan.” (QS. Al-Buruj: 3)

Sebagian mufassir menjelaskan bahwa “yang disaksikan” adalah Hari Arafah.

Salah satu keutamaan besar Hari Arafah bagi yang tidak berhaji adalah anjuran untuk berpuasa. Puasa Arafah memiliki pahala luar biasa, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: “Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.” (HR. Muslim)

Betapa besar kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Hanya dengan satu hari berpuasa, dosa dua tahun diampuni!

Hari Arafah adalah waktu yang sangat utama untuk berdoa. Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah.” (HR. Tirmidzi)

Di hari ini, langit terbuka, malaikat turun menyaksikan hamba-hamba Allah yang bersimpuh memohon ampunan dan kebaikan. Maka hendaklah kita memperbanyak doa, zikir, dan permohonan atas segala hajat.

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidak ada hari yang lebih banyak Allah membebaskan hamba dari neraka selain hari Arafah.” (HR. Muslim)

Ini menunjukkan betapa besarnya rahmat dan ampunan Allah pada hari itu. Maka jangan sia-siakan kesempatan emas untuk bertaubat dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Hari Arafah adalah waktu yang tepat untuk merenungi kembali perjalanan hidup dan keimanan kita. Ia mengingatkan kita bahwa sebagaimana jamaah haji berkumpul di Padang Arafah sebagai gambaran Mahsyar, demikian pula kelak kita akan berdiri di hadapan Allah untuk mempertanggungjawabkan segala amal.

Hari Arafah bukan sekadar penanda puncaknya ibadah haji, tetapi juga menjadi momen sakral bagi seluruh umat Islam. Marilah kita manfaatkan hari yang penuh kemuliaan ini untuk memperbanyak amal saleh, memperbaiki diri, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan segenap hati.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang mendapatkan keutamaan Hari Arafah dan dibebaskan dari api neraka. Amin. Wallahu a’lam

Rifay (Redaktur Media Alkhairaat)