BERI SIRAMAN ROHANI
Magrib pun menjelang datang. Sejenak rehat, merekapun bersiap sembari mengajak para bocah tersebut untuk ikut shalat. Tempat shalatnya, di bawah tenda yang disulap sebagai musalah darurat.
“Tetapi entah kenapa, di tempat yang sangat-sangat sederhana itu, kami justru merasa lebih khusuk. Usai shalat, lagi saya terharu melihat satu persatu wajah para penyintas yang ikut shalat bersama kami,” kata Wahyuddin.
Usai shalat maghrib berjama’ah, Wahyuddin pun didaulat mengisi taushiyah hingga tiba waktu Shalat Isya. Taushiyah yang ia bawakan bertemakan hikmah di balik musibah.
Mengawali tausiyahnya, Wahyuddin menceritakan bahwa warga Kota Palu secara khusus dan umumnya di Sulawesi Tengah bersemangat dan berlomba melakukan aksi penggalangan dana untuk diberikan kepada warga Sulawesi Barat yang tertimpa musibah.
“Selain sebagai panggilan kemanusiaan dan bentuk solidaritas dan kepedulian, ini sekaligus balas budi atas bantuan yang pernah dua tahun lalu warga Sulawesi Barat berikan kepada korban bencana alam Pasigala,” kata Wahyuddin.
Melengkapi kebahagiaan bersama para penyintas, usai Shalat isya, jama’ah yang hadir dibagikan nasi bungkus oleh para relawan PKS dari berbagai penjuru nusantara yang sejak awal gempa tak pernah lelah melayani.
“Kami juga menitipkan amplop alaka darnya bagi mereka yang datang shalat Isya berjama’ah. Ada sekitar 50 amplop yang dibagikan untuk orang dewasa dan anak-anak,” pungkas Wahyuddin. **