PALU – Calon Gubernur Sulawesi Tengah nomor urut 2, Anwar Hafid, tampil dalam acara Berani Diadu yang digelar di Citraland Palu, Ahad (17/11).
Acara yang dihadiri ribuan anak muda dari berbagai daerah seperti Palu, Donggala, Parigi, hingga Sigi ini menjadi ajang diskusi hangat mengenai visi Sulawesi Tengah sebagai penopang Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dalam diskusi ini, Anwar Hafid menjawab berbagai pertanyaan kritis, termasuk strategi pembangunan pertanian, perikanan, dan peran Sulawesi Tengah dalam mendukung IKN.
“Sulawesi Tengah memiliki potensi besar sebagai penopang Ibu Kota Nusantara, tetapi untuk mewujudkannya, kita harus memulai dengan memperkuat fondasi ekonomi lokal,” ujar Anwar.
Menurut Anwar, sektor pertanian tidak hanya sekadar budidaya. Ia menekankan pentingnya integrasi dari budidaya, pengolahan, hingga pemasaran hasil tani.
“Produksi melimpah tanpa nilai tambah hanya akan menjadi sia-sia. Kami ingin memastikan bahwa hasil tani Sulawesi Tengah memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat,” jelasnya.
Salah satu gagasan utama pasangan BERANI (Bersama Anwar-Reny) adalah menciptakan roadmap komoditas unggulan berbasis wilayah.
“Setiap kabupaten/kota harus memiliki fokus komoditas yang spesifik. Misalnya, cokelat, kelapa, atau cengkeh. Konsep One Region, One Product ini akan memperkuat identitas dan daya saing daerah,” tambah Anwar.
Ia juga mengusulkan pembangunan infrastruktur irigasi besar-besaran, termasuk waduk dan pengairan modern, guna mendukung keberlanjutan pertanian.
“Tanpa pengairan yang memadai, upaya untuk meningkatkan hasil pertanian akan sulit tercapai. Kami akan memastikan Sulawesi Tengah tidak lagi terabaikan dalam program pembangunan nasional,” ujarnya.
Di sektor perikanan, Anwar menyoroti Teluk Tolo dan Teluk Tomini sebagai area kaya sumber daya ikan.
“Teluk Tolo dan Teluk Tomini adalah anugerah luar biasa. Kami akan memaksimalkan pengelolaan sumber daya ini melalui industrialisasi perikanan berbasis teknologi,” ujar Anwar.
Ia juga menyoroti pentingnya mendukung nelayan dengan fasilitas dan bahan bakar yang terjangkau, seperti yang dijanjikan dalam program unggulan BERANI Tangkap Banyak.
“Nelayan kita harus menjadi ujung tombak ketahanan pangan laut, bukan sekadar pemain kecil di rantai ekonomi,” jelasnya.
Dalam diskusi tersebut, salah satu peserta menanyakan langkah konkret pasangan BERANI untuk menjadikan Sulawesi Tengah sebagai penopang utama IKN. Anwar menjawab dengan optimisme,
“Kami percaya Sulawesi Tengah dapat menjadi salah satu pusat kekuatan Indonesia di masa depan. Dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya alam, membangun infrastruktur, dan mendukung inovasi teknologi, kita dapat memainkan peran strategis untuk IKN dan Indonesia Emas 2045,” katanya. *