PALU- Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah Rusdy Mastura meminta pihak terkait, dinas terkait dan kepolisian untuk menyelidiki kecelakaan lalu lintas yang menewaskan tiga ustad (guru) pondok Pesantren Gontor Ponorogo, di jalur Trans Sulawesi Kebun Kopi, Toboli Kabupaten Parigi Moutong Rabu malam (3/5).
Orang nomer satu di Sulteng juga sangat berduka dan mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada semua jajaran Pondok Pesantren Gontor di Kabupaten Poso yang berduka.
‘’Saya atas nama masyarakat Sulawesi Tengah mendengar kabar duka itu merasa sangat berduka. Mereka datang jauh-jauh untuk meningkatkan ilmu anak anak kita. Tapi Allah SWT lebih menyayangi dengan mati syahid di perjalanan untuk mengajar,” ujar Rusdi Mastura disampaikan melalui tenaga Ahli Gubernur bidang Komunikasi Publik, Andono Wibisono di Jakarta 4 Mei 2023.
Gubernur berharap semua proses evakuasi dan pertolongan bagi yang terluka dapat segera diatasi dengan koordinasi rumah sakit terdekat, dinas terkait provinsi dan Kabupaten Parimo.
“Saya perintahkan diurus dengan baik ya. Kita mesti bertanggungjawab dengan memberi perhatian. Jepang ketika dibom atom sekutu, yang diperhatikan sisa berapa jumlah guru. Karena gurulah pewaris negeri ini pintar atau tetap bodoh,’’ ujar Rusdi Mastura.
Sebelumnya, dikabarkan bahwa dari 29 pengajar, tiga di antaranya meninggal dunia karena kecelakaan di jalur berkelok Kebun Kopi, Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah.
Diketahui, dari informasi aparat keamanan setempat, bus Rappang Marannu Nopol DP 7604 KA hendak menuju Kabupaten Poso jatuh ke jurang jalur Kebun Kopi, Desa Toboli sekira 23.00 WITA, pada Rabu, (3/5/2023).
Bus penumpang tercatat mengangkut dua karnet bersama 29 penumpang laki-laki yang kesemuannya tenaga pengajar asal Pondok Pesantren Gontor Ponorogo, Jawa Timur. Dugaan bus mengalami rem blong dan jatuh ke jurang sedalam 20 meter di kilometer 4, Desa Toboli.
Tiga tenaga pengajar bernama Muhammad Rizki Pratama asal Provinsi Riau, Erlangga Agustian asal Ponorogo, Jawa Timur, Muhammad Fathir asal Manado, Sulawesi Utara, meninggal dunia, karena tertimpa badan bus.
Sementara korban lainnya, mengalami luka-luka hingga patah tulang, dan langsung dievakuasi di RSUD Anuntaloko Parigi untuk penanganan medis.
“Rem mobil blong ketika penurunan di jalur Kebun Kopi,” kata Sopir, Pariu Sirupang, saat menjalani perawatan di RSUD Anuntaloko Parigi, Kamis dini hari (4/5).
Gilang Prasetyo, salah satu korban selamat menyebutkan ada satu mobil mencoba menyalip bus yang ditumpanginya, ketika berada diposisi penurunan di kilometer 4.
Mobil yang berjalan dengan kecepatan tinggi, kata dia, akhirnya hilang kendali. Bahkan, tak lagi berbelok ke jalur kanan, melainkan lurus ke depan yang mengakibatkan bus jatuh ke jurang.
“Kami seluruhnya merupakan pengajar baru, yang diutus untuk pengabdian ke Pondok Pesantren Gontor di Kabupaten Poso,” jelasnya.
Evakuasi dilakukan anggota Polres Parimo bersama Basarnas Palu dan dibantu masyarakat memakan waktu cukup lama, karena kesulitan mengeluarkan jenazah korban dari bus yang rusak. Ketiga korban akhirnya berhasil dievakuasi dan langsung dilarikan ke RSUD Anuntaloko Parigi.
Proses evakuasi ketiga jenazah pun selesai sekitar pukul 01.00 WITA, Kamis, 4 Mei 2023. Arus lalu lintas di Kebun Kopi yang sempat macet telah kembali normal.
Reporter: IRMA/***
Editor: NANANG