PALU – Sekretaris Utama (Sestama) Kementerian Kependudukan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN), Prof. Budi Setiyono, S.Sos., M.Pol. Admin., Ph.D., menyampaikan paparan penting dalam konferensi pers mengenai perkembangan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Banggakencana) serta quick wins Menteri, di Siriti Convention Hall, Palu, Jumat (21/11).

Bersama Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Tengah, Tenny Calvenny Soriton, Prof. Budi menegaskan bahwa kehadiran mereka di Sulawesi Tengah bertujuan untuk memastikan bahwa program-program yang dicanangkan Menteri benar-benar berjalan di lapangan, sekaligus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah dan perguruan tinggi.

“Kami datang ke Sulteng untuk memastikan program-program yang dicanangkan Menteri, dalam rangka mendukung asta cita Presiden, dan juga keinginan kita bersama, untuk melakukan dialog dengan stakeholder, agar kolaborasi dalam menyukseskan program dalam mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045 betul-betul bisa terwujud,” kata Prof. Budi.

Menurut Prof. Budi, dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045, program kependudukan menjadi sangat strategis.

Ia menyebut, bahwa inspirasi pembangunan di Indonesia salah satunya diambil dari pengalaman Korea Selatan, yang berhasil mentransformasi negara dari status berkembang menjadi negara maju.

“Presiden Korea Selatan, Lee Jae-myung, mampu mengubah Korea Selatan dari negara berkembang menjadi negara maju melalui strategi pembangunan yang sangat akseleratif,” ucap Prof. Budi.

Ia menambahkan bahwa transformasi tersebut menjadi pelajaran penting bagi Kemendukbangga/BKKBN, agar agregat demografi Indonesia dapat diarahkan dengan indikator-indikator kuantitas dan kualitas kependudukan yang tepat. Tidak hanya menekankan pertumbuhan jumlah penduduk, tetapi juga kualitas sumber daya manusia.

Prof. Budi menyebut bahwa ada 30 indikator yang kini menjadi alat ukur dalam strategi pembangunan kependudukan nasional, yang mendorong pemerintah daerah dan pihak terkait untuk secara serius memperhitungkan kebutuhan kuantitas dan kualitas penduduk.

“Di konteks kependudukan itu bisa tercapai. Kita mendorong pemerintah daerah dan semua pihak agar memperhitungkan kebutuhan kuantitas dan kualitas untuk mencapai suatu kondisi yang ideal, di mana tidak boleh terlalu banyak penduduk,” tegasnya.

Lebih jauh, Prof. Budi menegaskan bahwa data kependudukan menjadi sangat vital dalam perencanaan pembangunan nasional.

Dikatakannya, bahwa Kemendukbangga/BKKBN akan terus memperkuat sistem data demografi agar kebijakan terkait stunting, pekerjaan, pendidikan, dan fasilitas publik bisa disusun dengan lebih akurat.

“Kami harus membangun kerangka manajemen strategis agar setiap indikator capaian dapat diukur dan dipantau. Data kependudukan yang solid memungkinkan kita merencanakan fasilitas umum, layanan kesehatan, dan pendidikan sesuai kebutuhan masa depan,” kata Prof. Budi.

Prof. Budi juga menyinggung pentingnya quick wins Menteri sebagai tolok ukur awal keberhasilan program jangka pendek.

Ia menyatakan bahwa keberhasilan quick wins harus menjadi fondasi kuat dalam mewujudkan visi jangka panjang.

“Kunjungan kerja di Sulteng ini juga menjadi bentuk komitmen Kemendukbangga/BKKBN untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah provinsi dan pemangku kepentingan lokal agar seluruh program kependudukan dan pembangunan keluarga bisa berjalan secara terintegrasi,” tandasnya.