KENDARI – Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk berinvestasi emas, yaitu menggunakan tabungan emas digital dan emas fisik. Kelebihan dari emas fisik yaitu mudah dicairkan, sedangkan kekurangannya adalah spread yang lebih tinggi.
Beberapa contoh platform emas digital, di antaranya Pegadaian Digital, Brankas, Lakuemas, dan Tamasia.
“Jika ingin berinvestasi emas digital, pastikan platform yang kita pilih telah terdaftar pada OJK atau Bappebti Kementerian Perdagangan,” tutur Dosen Manajemen Strategi IAIN Kendari, Lestari Daswan saat membawakan materi “Investasi Emas” pada rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, di Kendari, Sulawesi Tenggara, 13 Oktober 2021.
Tema yang diusung pada hari ini yaitu “Biar Cuan, Pilih-pilih Investasi Daring”, dipandu oleh Mila Karmila selaku moderator dan diikuti sebanyak 675 peserta.
Tiga narasumber lainnya ikut tampil dalam webinar kali ini, yakni Fajri Adrianto selaku Koordinator Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Mugniar Marakarma selaku narablog dan Diana Sumolang selaku Pegiat UMKM dan Co-Founder Indoagribiz.com.
Narasumber pertama, Fajri Adrianto tampil membawakan tema “Dompet Digital dan Investasi”. Fajri mengatakan, pada masa pandemic seperti saat ini, dompet digital sangat diperlukan untuk transaksi dan tukar menukar uang sehingga dapat memperkecil jumlah penyebaran COVID-19.
Kata dia, beberapa keuntungan dompet digital adalah penggunaannya mudah, menghemat waktu, dapat dijalankan secara daring, banyak promo, dan aman.
“Adapun risiko yang ditimbulkan oleh dompet digital, di antaranya konsumerisme dan masalah keamanan,” katanya.
Selanjutnya, Mugniar Marakarma yang membawakan tema “Belanja atau Menabung?”, menuturkan, sekarang banyak kemudahan berbelanja dari rumah yang didukung berbagai metode pembayaran dan fitur paylater.
“Sehingga, kita harus pandai menahan hasrat agar tidak konsumtif dan CBD (compulsive buying disorder). Salah satu caranya adalah dengan membuat anggaran dan daftar belanja,” katanya.
Pemateri ketiga, Diana Sumolang mengusung materi berjudul “Peran dan Fungsi E-market dalam Mendukung Produk Lokal”. Diana mengutip salah satu hasil survey yang menunjukkan bahwa pandemi selama lebih dari satu tahun terakhir telah berdampak pada penurunan volume penjualan dan omset bisnis offline pada lebih dari 70% UMKM.
Kata dia, jika digitalisasi UMKM meningkat, perekonomian Indonesia dapat meningkat 23%.
“Pada saat pandemi seperti saat ini, e-market bisa menjadi pilihan dalam transformasi digital UMKM,” katanya.
Setelah sesi pemaparan selesai, moderator membuka sesi tanya jawab yang kemudian disambut hangat oleh para peserta.
Salah satu peserta, Diki Wahyudi, bertanya mengenai apakah pada masa depan transaksi tunai sudah tidak digunakan lagi dan apakah kita harus menyimpan pada dompet digital saja.
Menjawab itu, Fajri mengatakan bahwa pentingnya uang kas di masa depan tidak akan sepenting pada saat ini karena banyaknya pembayaran yang sudah melalui digital.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.
Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. ***