PALU – Dalam rangka memperingati 76 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, Pertamina memberikan beberapa kado berupa capaian yang mendukung pembangunan negara. Minggu lalu, Pertamina berhasil melakukan alih kelola blok Rokan. Wilayah kerja hulu migas penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia ini kembali ke pangkuan ibu pertiwi dan dikelola anak bangsa setelah 97 tahun dikelola perusahaan asing, Chevron.

Pada tahun ini pun di sektor hilir, Pertamina berhasil merealisasikan 40 titik BBM Satu Harga yang menambah total capaian BBM Satu Harga menjadi 283 titik se-Indonesia sejak tahun 2017.

BBM Satu Harga merupakan Penugasan Pemerintah yang dimandatkan kepada Pertamina untuk menjamin ketersediaan energi terutama BBM di wilayah terluar, terdepan dan tertinggal (3T) yang sebelumnya belum dapat menikmati akses energi sama seperti di wilayah lainnya dikarenakan lokasi dengan akses yang sulit.

Pertamina menanggung seluruh biaya distribusi BBM di lokasi sesulit apapun demi menghadirkan harga BBM di suatu wilayah sama dengan harga BBM di SPBU yang berada di kota, sehingga asas keadilan dalam sila ke-5 pancasila dapat dinikmati oleh semua warga negara Indonesia di lokasi manapun, terutama dalam hal mendapatkan akses energi.

Executive GM Pertamina Commercial & Trading Regional Sulawesi, Rama Suhut Sinaga, mengatakan, setelah 76 tahun Indonesia merdeka, belum semua lokasi mampu merdeka untuk mendapatkan ketersediaan energi karena beberapa wilayah yang sulit diakses.

“Oleh karenanya, Pertamina melalui program BBM Satu Harga terus berupaya mendekatkan akses energi ke wilayah-wilayah 3T dengan harapan biaya distribusi mampu ditekan, sehingga harga bahan pokok dapat ikut turun dan akhirnya dapat memajukan perekonomian suatu daerah tertinggal,” kata Rama.

Sejak tahun 2017, lanjut dia, Pertamina Regional Sulawesi sudah mampu merealisasikan 26 titik BBM satu harga dan akan terus bertambah guna menghadirkan kemerdekaan energi bagi masyarakat bumi celebes ini.

Ia menegaskan, Pertamina akan terus berkomitmen menghadirkan energi berkeadilan sesuai dengan amanat UU No. 30 tahun 2007 mengenai energi dimana Pertamina terus mendorong availability, accessibility, acceptability dan affordability energi di suatu wilayah. Sesulit apapun medannya, kata dia, Pertamina terus berkolaborasi dengan Pemerintah setempat dan stakeholder terkait guna mewujudkan itu.

“Pertamina melaksanakan penugasan Pemerintah menjamin ketersediaan energi hingga ke pelosok tersulit, agar semua dapat menikmati kemerdekaan energi,” ujarnya.

Di wilayah Sulawesi Tengah sendiri, SPBU BBM satu harga terdapat di Desa Wakai, Kecamatan Una-Una, Kabupaten Tojo Una-Una.

Bupati Tojo Una-Una, Muhammad Lahay mengapresiasi langkah yang dilakukan Pertamina. Ia mengatakan harga BBM di Kepulauan Wakai dan Togean sebelumnya dibeli masyarakat nelayan dengan harga bervariatif. SPBU terdekat berada di daratan Kota Ampana yang berjarak 2-3 jam menggunakan speed boat atau kapal cepat. Hal ini mengakibatkan harga BBM di wilayah tersebut sebelumnya rata-rata Rp 15.000/liter.

‘’Dengan hadirnya BBM Satu Harga di daerah kami, secara otomatis sangat membantu masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Mudah-mudahan para nelayan semakin banyak hasil tangkapan ikannya karena tidak takut lagi kehabisan bahan bakar saat melaut,’’ ujar Muhammad Lahay.

Pihaknya juga akan mendukung seluruh administrasi perizinan terkait pendirian BBM Satu Harga ini agar pemerataan energi dapat terwujud dan perekonomian daerah terus bertumbuh. (RIFAY)