PALU – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulawesi Tengah (Sulteng) melakukan sosialisasi partisipatif pemilihan umum tahun 2024. Kegiatan dikemas dalam bentuk focus group discussion diikuti sejumlah organisasi kepemudaan di daerah ini, Selasa, (13/9) pagi di salahsatu hotel di kota Palu.
Anggota Bawaslu Sulteng Koordinator Divisi Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga, Sutarmin D Ahmad. Dalam paparanya menguraikan angka partisipasi pengawasan masyarakat khususnya di Sulteng cukup rendah diangka 12 persen.
Menurut dia dari berbagai kasus presentase laporan dan temuan pelanggaran pemilu lebih didominasi oleh petugas Bawaslu.
“Partisipasi pengawasan pemilu dari masyarakat kita rendah,” ungkapnya.
Sutarmin juga menjelaskan soal isu primordial, politik identitas dan penyebaran berita hoaks akan terulang di pemilu serentak tahun 2024.
Olehnya ia berharap pengawasan tidak hanya menjadi pekerjaan Bawaslu sendiri. Peran-peran organisasi kepemudaan dan masyarakat turut berkontribusi mewujudkan pemilu yang berintegritas.
“Partisipasi masyarakat juga harus lebih aktif. Pengembangan kapasitas masyarakat harus terus diperkaya. Memberi ruang kepada masyarakat untuk mengawasi pemilu” katanya.
Lebih jauh ia menyebutkan soal tantangan di sejumlah daerah di Sulteng minim partisipasi publik untuk menjadi penyelenggara pemilu. Serta tantangan temuan kasus keterlibatan aparatur sipil negara dalam politik pragmatisme.
Untuk itu ke depan pihaknya kembali akan menyiapkan program Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif rencananya akan dilaksanakan bulan oktober mendatang. Adapun daerah yang akan melaksanakan program itu di antaranya Kota Palu, Kabupaten Sigi, Toli toli, Tojo Una una, Poso dan Banggai. Selanjutnya ia merinci sebanyak 463 kader pengawas partisipatif yang telah mengikuti program ini dari tahun 2020 hingga 2021.
Reporter: Nanang IP
Editor: Nanang