PALU – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI menggelar kegiatan konsolidasi media dalam rangka penguatan pemberitaan pada pengawasan tahapan pemilihan serentak 2024, di Palu, Kamis (20/06).
Kegiatan ini dihadiri peserta dari kalangan jurnalis, mahasiswa, pemantau pemilu, dan perguruan tinggi di Kota Palu.
Ketua panitia dari Bidang Hukum dan Humas Bawaslu RI, Kartika, mengatakan, kegiatan ini dalam rangka menjaga integritas proses demokrasi, membangun pemahaman publik, dan menangkal penyebaran informasi palsu.
“Harapannya, Bawaslu dapat menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya kepada media massa, meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Bawaslu sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas pengawasan pemilihan,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, fake news atau berita palsu memiliki potensi yang sangat merusak dalam kontes pemilihan, karena dapat mempengaruhi opini publik secara tidak benar dan merusak integritas proses demokrasi.
“Dengan media yang terkonsolidasi, lebih mudah bagi Bawaslu dan pihak berwenang lainnya untuk memberikan klarifikasi dan informasi yang akurat, guna menangkal penyebaran hoaks dan fake news,” katanya.
Kata dia, pemuatan pemberitaan pada tahapan pemilihan serentak ini juga memungkinkan media untuk berperan sebagai pengawas independen, dalam hal ini media memiliki tanggung jawab untuk mengkritisi dan mengawasi jalannya proses pemilihan, termasuk pelanggaran hukum atau kecurangan yang mungkin terjadi.
“Dengan demikian, media tidak hanya menjadi pelapor berita, tetapi juga menjadi penjaga kejujuran dan keadilan dalam proses politik,” ujarnya.
Menurutnya, media juga dapat berkontribusi secara signifikan dalam memastikan bahwa proses demokrasi berjalan dengan baik dan hasilnya dapat dipercaya oleh seluruh masyarakat.
Kepala Sekretariat Bawaslu Sulteng, Anayanthy Sovianita, saat membuka kegiatan, mengatakan, dalam rangka akuntabilitas dan keterbukaan informasi publik terkait dengan pelaksanaan pilkada serentak, maka Bawaslu juga membutuhkan kerja sama dan dukungan dari seluruh stakeholder, termasuk media yang mempunyai peran yang sangat vital dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat.
“Konsolidasi ini adalah upaya untuk meminimalisir hoax dan fake news dan mungkin juga nanti ada black compaign yang tentu saja akan menciderai pelaksanaan demokrasi di daerah kita,” ujarnya.
Ia berharap,, media bisa menjadi mata dan telinga dari pengawas yang jumlahnya sangat terbatas di semua tingkatan.
“Memang ada pengawas desa/kelurahan dan PTPS, namun tentu saja itu tidak cukup untuk mengawasi seluruh rangkaian tahapan pemilihan yang dilakukan serentak ini,” tutupnya.
Kegiatan yang dimoderatori Irwan (Pemred Sulteng Raya) ini menghadirkan dua narasumber, yakni Nikolaus Harbowo dari Harian Kompas dan Fery selaku Wakil Ketua PWI Sulteng. (RIFAY)