PALU – Dalam setahun perjalanannya, salah satu program unggulan Wali Kota Palu Hidayat dan Wakilnya, Sigit Purnomo Said, yakni Gerakan Gali Gasa (3G), sudah menuai hasil. Program yang terintegrasi dengan Germas yang melekat di Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, sudah berhasil menurunkan angka penyakit.
Data Dinkes Kota Palu terkait perbandingan jumlah penyakit tahun 2016 dan 2017 yang didasarkan survey di 13 puskesmas dan 46 kelurahan di Kota Palu, angka penyakit yang mengalami penurunan adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Pada tahun 2016, penyakit DBD sebanyak 636 kasus, dan tahun 2017 turun menjadi 401 kasus atau mengalami penurunan 235 kasus atau 37 persen.
Kemudian penyakit diare tahun 2016 sebanyak 7467 kasus, turun menjadi 6644 kasus di tahun 2017 atau sebesar 11 persen.
“Kita sudah terintegrasi dengan Program Gali Gasa sejak tahun lalu. Kegiatannya rutin melibatkan sejumlah unsure, seperti TP-PKK dan BNN serta unsur media,” kata Kepala Seksi (Kasi) Promosi Kesehatan, Dinkes Kota Palu, Gunawan, Senin (09/04).
Gunawan menambahkan, kegiatan rutin setiap pekan tersebut, meliputi senam massal, makan buah, bersih-bersih lingkungan, penanaman pohon, sosialiaasi bahaya narkoba, dan pemeriksaan kesehatan gratis.
“Ini semua merupakan kebijakan Wali Kota Palu dalam upaya mewujudkan visi misi Palu Berbudaya dan Beradat Dilandasi Iman dan Taqwa,” tuturnya.
Sementara Sekretaris Dinkes, Ilham Arsyad mengungkapkan, gerakan gali gasa dipaparkan oleh Wali Kota Palu di konferensi nasional tahun 2016, di hadapan Menteri Kesehatan, Nila Farid dan pejabat kesehatan di Indonesia. Hal itu dilakukan setahun setelah launching integrasi Germas.
“Saat ini, konsep briliant 3G telah memberikan dampak positif, khususnya di bidang kesehatan yaitu penurunan kasus penyakit yang dipengaruhi oleh lingkungan,” ungkap Ilham. (HAMID)