PARIMO – Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng), merencanakan delapan aksi dalam penurunan Stunting diusia nol sampai dua tahun.

Delapan aksi itu diantaranya, analisis situasi, rencana kegiatan, remuk stunting, peraturan pemerintah, Kader Pembangunan manusia (KPM), sistem manejemen data, pengukuran stunting, review dan evaluasi.

Kepala Bidang Sosial Budaya Bappelitbangda Parimo, Abdul Sahid, mengatakan, dari delapan aksi tersebut terdapat 20 indikator yang menjadi ukuran kinerja dalam proses penanganan stunting.

“20 indikator ini menjadi ukuran kinerja, seperti contoh apakah bidan memberikan tablet penambah darah kepada ibu hamil sebanyak 90 tablet atau ibu hamil mengunjungi tempat posyandu dan apakah petugas posyandu mengunjungi ibu hamil,” jelasnya.

Lanjut dia, di dalam indikator pula menjabarkan terkait ibu hamil dan balita di bawah dua tahun (Baduta) terlayani dengan jamkesda. Sejauh ini, interfensi sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, hasil evaluasi beberapa waktu lalu telah mencapai 53 persen penanganan stunting tepat sasaran.

“Desember mendatang kita akan mengevaluasi kembali interfensi dari setiap OPD terkait,” terangnya.

Ia menambahkan, sejauh ini pihaknya dalam menjalankan program ini telah sesuai dengan harapan, hanya saja terkendala dengan kondisi geografis yang ada. Seperti yang berada di wilayah Tinombo dan Palasa yang merupakan daerah terpencil.

Reporter : Mawan
Editor : Yamin