PALU – Direktur Utama (Dirut) PT Bank Sulteng, Hj. Ramiyatie, mengimbau seluruh nasabah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kejahatan digital yang kini semakin canggih.
Salah satu modus baru yang tengah marak adalah penggunaan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam bentuk deepfake (video palsu) dan voice cloning (suara tiruan).
Menurut Hj. Ramiyatie, modus ini dapat digunakan oleh pelaku kejahatan untuk menipu masyarakat dengan cara mengatasnamakan Bank Sulteng atau pejabat bank.
“Kami meminta Anda untuk sangat berhati-hati terhadap modus penipuan baru yang menggunakan teknologi AI seperti deepfake dan voice cloning. Pelaku bisa membuat video atau suara yang tampak dan terdengar sangat meyakinkan, seolah benar berasal dari staf atau pejabat Bank Sulteng,” ujar Ramiyatie.
Ia menjelaskan, deepfake merupakan video atau panggilan video yang menampilkan wajah dan gerakan seseorang secara sangat realistis, padahal sebenarnya palsu.
Sementara voice cloning, lanjut dia, adalah teknologi yang meniru suara seseorang sehingga dapat digunakan untuk melakukan panggilan telepon dengan suara yang sangat mirip, bahkan bisa menyerupai orang yang dikenal korban.
Lebih lanjut, Hj. Ramiyatie menegaskan bahwa Bank Sulteng tidak pernah meminta nasabah mentransfer dana ke rekening pribadi dalam bentuk atau alasan apa pun.
“Jika ada pihak yang mengatasnamakan Bank Sulteng dan meminta transfer ke rekening pribadi, segera abaikan dan laporkan. Jangan mudah percaya dengan video atau suara yang seolah berasal dari kami,” tegasnya.
Bank Sulteng, lanjut Ramiyatie, terus berkomitmen untuk menjaga keamanan transaksi dan melindungi nasabah dari segala bentuk kejahatan siber.
Ia juga mengimbau agar masyarakat selalu memverifikasi informasi melalui kanal resmi Bank Sulteng sebelum mengambil tindakan apa pun.


