PARIMO – Sebelumnya, hanya empat desa yang dilaporkan terdampak, banjir yang melanda Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng), kini meluas hingga ke 13 desa di tiga kecamatan.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parimo, Moh Rivai, mengungkapkan bahwa hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir menyebabkan sejumlah sungai meluap dan menggenangi permukiman warga.
“13 desa yang dilanda banjir yakni Desa Ongka dan Malino di Kecamatan Ongka Malino, kemudian Desa Bolano, Bolano Barat, Sritabaang, Lembah Bomban, Wanamukti Utara, Wanamukti di Kecamatan Bolano, serta Desa Lambunu Utara, Lambunu, Anutapura, dan Siendeng di Kecamatan Bolano Lambunu,” jelas Rivai, Kamis (19/6).
Saat ini, tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD terus melakukan asesmen dan koordinasi bersama pemerintah desa setempat. Di Desa Bolano, Kecamatan Bolano, sebanyak 448 jiwa atau 112 Kepala Keluarga (KK), termasuk tujuh bayi, terpaksa mengungsi ke bangunan sekolah.
Secara keseluruhan, di Desa Bolano terdapat sekitar 1.357 jiwa dari 414 KK yang terdampak, terdiri atas 14 bayi, 90 balita, 114 lanjut usia (lansia), dan delapan ibu hamil.
Banjir mulai terjadi sejak Selasa (17/6) dan hingga Kamis pagi belum menunjukkan tanda-tanda surut, terutama di Desa Bolano, Bolano Barat, Sritabaang, dan Siendeng.
Sebanyak 40 paket bantuan logistik telah dikirim BPBD Parimo, terdiri atas makanan siap saji, matras, selimut, perlengkapan keluarga (family kit), dan perlengkapan bayi (baby kit).
Namun, jumlah tersebut dinilai belum mencukupi kebutuhan para pengungsi.
“Kami juga masih menunggu tambahan bantuan logistik dari BPBD Provinsi Sulawesi Tengah,” ujar Rivai.
Meski dalam kondisi terbatas, BPBD Parimo memastikan penanganan banjir dan para pengungsi tetap diupayakan secara optimal.
Reporter : Mawan
Editor : Yamin