PALU – Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-SM) Sulteng mendapat jatah hanya 80 Sekolah/madrasah yang akan diakreditasi pada Tahun 2020. Pada tahun sebelumnya pihak BAN SM, mengakreditasi sebanyak 1051 sekoah/madrasah.
Gazali menambahkan adanya pengurangan jumah sekolah/madrasah dikarenakan Menteri Pendidikan memangkas pagu anggaran dari Rp. 8 Miliar turun menjadi Rp. 1,2 Miliar.
“Iya kuotanya tinggal 80, dari 591 target, tahun lalu 1051 jauh sekali,” ungkap Ketua BAN-SM Suteng, Gazali Lemba, Jumat (26/06) sore.
Meski demikian, ia berharap dengan adanya wabah pandemi Covid-19 ini, proses akreditasi dapat dimasimalkan. Tentu dengan memperhatikan standar protokol pencegahan Covid-19.
“Di masa pandemi harusnya sekolah berjalan dengan baik, menegerialnya, mutunya, ouputnya diharapkan tetap menjadi bagus, tidak ada hambatan, kendati siswa belajar melalui virtual,” tambahnya.
Gazali menuturkan, saat ini pihaknya juga tengah melaksanakan Rapat Koordinasi Daerah dikuti 13 Kabupaten dan Kota di Sulteng. Pesertanya dari Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan.
Rakorda kata dia untuk menyamakan presepsi semua pihak menyangkut proses pelaksanaan akreditasi di masa pandemi. “Misalnya visitasi, kalau sebelumya mengadakan kunjungan ke sekolah namun tetap memperhatikan protokol Covid-19, dan sekarang harus melalui virutal,” katanya.
Ia juga meningatkan, yang harus diperhatikan menyangkut kesiapan sekolah kelengkapan data sekolah, harus terhimpun dalam Data Pokok Pedidikan (Dapodik).
Dapodik lajut dia, adalah semua data yang meyangkut sekolah, seperti murid, guru termasuk luas tanah ruang kelas fasilitasi lainnya, semua harus tersimpan.
“Nah tidak semua sekolah itu lengkap datanya, kelamahan sekolah layanan inernet belum merata diseluruh sekolah,” pungkasnya. (NANANG IP)