PALU – Dalam rangka peringatan Bulan Bahasa Tahun 2024, Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah menggelar acara bertema “Berbahasa Cerdas untuk Generasi Emas” di Hotel Best Western Coco Palu, Rabu (23/10).
Selain mengangkat karya legendaris “Robohnya Surau Kami” oleh Ali Akbar Navis, acara ini juga menyoroti sosok sastrawan lokal Sulawesi Tengah, Masyudin Masyuda, yang dikenal sebagai pencatat kebudayaan.
Neni Muhidin, salah satu sastrawan lokal Sulteng, menggambarkan Masyudin Masyuda sebagai “Sang Pencatat Kebudayaan”. Menurutnya, karya-karya Masyuda perlu lebih dikenal dan dibedah agar masyarakat dapat memahami pemikiran-pemikirannya yang sarat akan suara kebudayaan Sulteng.
Jamrin Abubakar, seorang penggiat literasi, menegaskan bahwa Masyudin Masyuda adalah penggerak literasi kebudayaan di Sulawesi Tengah. Ia tidak hanya seorang penulis dan penyair, tetapi juga salah satu perintis berdirinya Museum Sulawesi Tengah dan Kanwil Depdikbud Sulteng. “Karyanya, seperti Dari Kuala Hingga Samudra, tetapi bagiku adalah kesetiaan mengingat sesuatu peristiwa,” ujar Jambrin Abubakar.
Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulteng, Muh Idham Khalid, menyatakan apresiasinya terhadap pelaksanaan Bulan Bahasa dan Sastra 2024. Menurutnya, acara ini dapat memperkokoh peran bahasa dan sastra sebagai sarana pemersatu bangsa serta mendorong generasi muda untuk mencintai dan melestarikan bahasa dan sastra Indonesia, khususnya yang berasal dari Sulawesi Tengah.
“Saya juga berharap peringatan ini juga menjadi sarana untuk mendorong masyarakat terutama generasi muda agar terus mengembangkan melestarikan dan mencintai bahasa serta sastra Indonesia khususnya Provinsi Sulawesi Tengah mengenal tokoh tokoh sastrawan nasional dan sastrawan yang ada di bumi Tadulako,” ujar Plt Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Sulteng Muh Idham Khalid.
Acara ini juga menghadirkan diskusi sastra yang diisi oleh empat pembahas utama, yakni Dr. Gazali Lembah dan Jamrin Abubakar untuk membahas karya Masyudin Masyuda, serta Dr. Agustan dan Neni Muhidin yang mendalami karya A.A. Navis. Diharapkan melalui pembahasan ini, masyarakat akan lebih mengenal dan terinspirasi oleh karya-karya besar dua sastrawan ini.
Reporter: IRMA