PALU- Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis bangsa yang menggambarkan kemampuan, anak bangsa untuk memelihara keutuhan bangsa dari berbagai upaya pelemahan negara, baik dari luar maupun dari dalam.
“Untuk itu Ketahanan Nasional dibangun di atas jati diri bangsa ditimbulkan oleh tiga hal,” demikian disampaikan Akademisi IAIN Palu, DR.Lukman S Tahir dalam dengar pendapat masyarakat Badan Pengkajian MPR- RI dilaksanakan anggota DPD/MPR- RI , Dr.Abdul Rachman Thaha disalahsatu cafe Kota Palu, Selasa, (8/12) malam.
Hal pertama kata Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN
Lukman, kita memiliki kesadaran tentang warisan sejarah bersama di masa lalu. kesadaran historis bersama ini, mendorong kita untuk menghargai.
Lukman mengatakan, sejarah itu, dari bahasa Arab yang berarti pohon. Kalau kita ingin maju ke depan, tidak boleh semua jambatan kebelakang itu kita robohkan.
Makanya kata Lukman, konsensus-konsensus ke belakang itu tidak boleh kita robohkan. Karena kalau kita robohkan, kita akan selalu memulai dari baru lagi. Sehingga kita tidak akan mungkin melihat pertumbuhan pohon itu.
“Jadi kita harus senantiasa merawat warisan terbaik warisan masa lalu sambil menghilangkan warisan-warisan buruknya,” sebutnya.
Selanjutnya kedua kata Lukman, kita memiliki kebersamaan nilai, simbol-simbol yang kita junjung tinggi bersama.
Dan hal ketiga kata Lukman, ada aspek kebanggan Nasional yang membuat warganya merasa bangga menjadi bagian dari negara. Karena biasanya, negara yang tidak memiliki kebanggaan Nasional, sering energinya dihabisi untuk bertengkar, melecehkan atau menista sesama anak bangsanya sendiri.
Jadi bangsa yang kurang mengalami prestasi Nasional biasanya cenderung bertengkar atau mempertentangkan hal-hal yang remeh temeh. Karena tidak ada sesuatu yang bisa dibanggakan pada dunia.
Ia mengatakan, jadi kalau kita tidak memiliki persepsi kesejarah, tidak memiliki kesamaan nilai. Tidak memiliki kebanggaan nasional, berati bangsa ini bermasalah.
” Negara dengan identitas atau jati diri yang kuat memiliki ketangguhan menghadapi krisis,” pungkasnya. (Ikram)