Abd. Salam Thahir, murid pertama Guru Tua, pulang keharibaan-NYA dengan tenang. di Rumah Sakit Sis Aljufri, Jumat (9/2). Ayahanda mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar (PB) Alkhairaat, Dr. H. Lukman S. Thahir ini, wafat di usianya yang ke-97 tahun.
Bakuratul Khairat (buah pertama Alkhairaat/generasi perintis), demikianlah Guru Tua (HS Idrus bin Salim Aljufri) menyebut para muridnya di generasi awal.
Almaghfurlah (almarhum) merupakan satu-satunya generasi awal murid Guru Tua yang tersisa. Dengan berpulangnya beliau, berarti semua murid generasi pertama Guru Tua, kini sudah berjumpa kembali dengan gurunya.
Dr. Lukman, sesaat sebelum pemakaman, Sabtu (10/02), mengatakan, dalam beberapa hari terakhir, di penghujung usia, ayahnya masih terlihat sehat.
“Mungkin karena sudah sepuh dan juga penyakit orang tua, saya bersama keluarga dan dokter Amari merujuknya ke RS. Alkhairaat. Kami sudah ikhlaskan Aba kami termasuk melaksanakan amanah almarhum untuk dishalatkan di Masjid Nuurul Khairaat atau masjid Ami Ali Alhabsyi,” katanya.
Dr. Abd. Gani Jumat saat melakukan penelitian tentang Guru Tua, mengaku pernah mewawancarai almarhum. Guru Tua pernah tinggal di rumah almarhum selama 1 bulan.
Kata dia, almarhum menyimpan beberapa “keunikan” atau karomah dari sang guru.
Untuk itu, dosen IAIN Palu ini meminta kepada para dosen dan mahasiswa perlu mencontoh keteladanan dan akhlak almarhum.
Ketua Umum PB Alkhairaat, HS Ali bin Muhammad Aljufri mengatakan, keteladanan dan ahlak dari almarhum sangat luar biasa.
“Almarhum memiliki akhlak yang sangat luar biasa, sampai-sampai beliau saat memutuskan menggunakan tongkat harus izin dulu sama Habib Saggaf (Ketua Utama Alkhairaat), padahal usia beliau lebih tua,” kata Habib saat pelepasan jenazah di rumah duka, Jalan Anggur 1, Kelurahan Boyaoge.
“Selamat jalan Baakuuratulkhairaat, sampaikan salam rindu kami pada Guru Tua, katakan pada Guru Mulia, kami tetap Istiqamah membesarkan Alkhairaat,” tutup Habib. (IWANLAKI)