PALU – Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Kota Palu, dr Husaema, menghadiri sosialisaai tabungan saham ASN Kota Palu Tahun 2024 yang digagas Bank Mandiri bersama bagian Perekonomian Setda Kota Palu, di ruang rapat Bantaya, Selasa (09/07).

Turut hadir pejabat di Bagian Perekonomian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulteng, Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sulteng dan pejabat Bank Mandiri Cabang Palu.

Asisten II, Husaema, menyampaikan apresiasi kepada tim percepatan akses keuangan daerah Kota Palu atas terlaksananya sosialisasi program tabungan saham aparatur sipil negara (ASN) itu.

“Aparatur sipil negara sebagai profesi yang memiliki penghasilan tetap, tentunya harus bijak dalam mengelola pendapatannya. Kita tahu bersama, bahwa kebutuhan aparatur sipil negara tak terbatas,” katanya.

Olehnya, kata dia, dibutuhkan pendekatan untuk melakukan tata kelola pendapatan secara cermat dan cerdas.

Menurutnya, ada empat model ASN dalam mengelola pendapatannya, yaitu pendapatan lebih kecil dari pengeluaran. Artinya, kata dia, pendapatan pegawai pada kategori ini sudah minus. Pendapatannya sudah tergadai dengan beragam pinjaman baik pinjaman produktif maupun konsumtif.

“Akibatnya, konsentrasi kerja semakin menurun karena akan disibukkan untuk mencari tambahan penghasilan guna menutup kekurangan agar kebutuhan bisa terpenuhi,” ungkapnya.

Dampaknya, kata dia, kinerja akan semakin menurun, datang ke kantor hanya mengejar presensi. Setelah itu menghilang untuk mencari pekerjaan sampingan.

“Model pertama sangat rentan terjerumus ke dalam pinjaman on line dengan tingkat risiko tinggi,” ujarnya.

Model kedua, lanjut dia, pendapatan habis untuk konsumsi atau dalam perspektif ilmu ekonomi yakni income sama dengan consumption atau seluruh pendapatannya habis terbelanjakan.

Model ini, kata dia, juga sangat berisiko. Saat terjadi kebutuhan mendesak dan tidak tersedia uang tunai, akibatnya berpotensi ke pinjaman.

“Tata kelola pendapatan model seperti ini, sama dengan model pertama, juga berpotensi terjerumus ke pinjaman on line atau ke jasa pinjaman lainnya,” ujarnya.

Model ketiga, sambungnya, pendapatan digunakan untuk konsumsi dan tabungan, income sama dengan comsumption ditambah savings atau gaji sebulan selain digunakan untuk menutupi kebutuhan harian, juga disisakan untuk ditabung.

“Model ketiga ini sudah mulai menyiapkan dana untuk berjaga-jaga agar bisa menutupi kebutuhan yang tak terduga dan mulai berpikir untuk menyiapkan dana agar bisa memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang,” terangnya.

Sementara model keempat, yakni pendapatan digunakan untuk konsumsi ditambah tabungan, plus investasi. Income sama dengan consumption, ditambah savings plus invesment, merupakan model tata kelola pendapatan yang direkomendasikan.

Kata dia, beragam instrument investasi dapat dilakukan oleh ASB, baik secara pasif maupun aktif.

“Biarkan investasi terus bertumbuh. Perlu juga saya sampaikan, bahwa tidak ada larangan bagi pegawai negeri sipil untuk melakukan investasi sepanjang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” tutupnya.

Reporter : Hamid
Editor : Rifay