PALU – Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sulawesi Tengah, H. M. Rizky Lembah, memberikan apresiasi terhadap langkah tabayun yang diambil oleh Fuad Pleret, pelaku ujaran kebencian terhadap pendiri Alkhairaat, Habib Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua, yang sempat menimbulkan kegaduhan awal April lalu.
Menurut Rizky, niat baik Fuad Pleret untuk datang langsung ke Kota Palu dan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka patut dihargai sebagai bagian dari upaya meredakan ketegangan serta bentuk pengakuan atas kesalahan.
“Kami menghargai langkah tabayun ini sebagai ikhtiar rekonsiliasi. Namun demikian, kami menegaskan bahwa proses hukum harus tetap berjalan sebagaimana mestinya,” tegasnya, Ahad (6/7) sore.
Ia menambahkan bahwa pelaksanaan sanksi adat tidak serta merta menggugurkan upaya penegakan hukum. Proses hukum yang kini sedang ditangani oleh Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) harus dikawal hingga tuntas, demi menjaga marwah Guru Tua dan memberikan rasa keadilan bagi seluruh umat.
“GP Ansor Sulteng akan terus mengawal proses hukum ini. Kami ingin memastikan bahwa penghinaan terhadap ulama, apalagi yang dilakukan secara tidak berdasar, tidak boleh dianggap remeh dan tidak boleh terulang di kemudian hari,” tambah Rizky.
Kedatangan Fuad Pleret ke Kota Palu dijadwalkan dalam rangka memenuhi sanksi adat. Hal tersebut telah dikonfirmasi oleh kuasa hukumnya, Muhammad Mukhlasir Ridho Syukronil Khitam, yang lebih dahulu sowan ke Pengurus Besar Alkhairaat,Sabtu (5/7).
GP Ansor Sulteng berharap peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dalam bertutur, khususnya terhadap para ulama dan tokoh agama yang menjadi panutan umat.