MOROWALI – Bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Anwar Hafid-Reny Lamadjido menggelar deklarasi di Lapangan Sangking Kinambuka, Kelurahan Marsaoleh, Bungku Tengah, Selasa (17/09) malam.

Pada kesempatan itu, Anwar Hafid kembali menegaskan komitmennya untuk membawa Morowali dan Sulawesi Tengah menuju perubahan nyata.

Anwar Hafid dengan tegas mengingatkan masyarakat tentang capaian-capaian besar selama menjabat sebagai Bupati Morowali dua periode.

Meski dengan anggaran terbatas, hanya Rp700 miliar, ia mampu memberikan pendidikan gratis, memperbaiki layanan kesehatan, dan memperpanjang durasi listrik dari 6 jam menjadi 24 jam sehari.

“Apa yang saya janjikan kepada rakyat, saya wujudkan. Pendidikan gratis bukan janji kosong, tapi kenyataan yang saya realisasikan untuk Morowali,” ujar Anwar.

Dalam orasinya, Anwar menceritakan salah satu langkah berani yang ia ambil sebagai bupati, yaitu mengaspal jalan negara dengan dana APBD, meski bertentangan dengan aturan.

“Ketika pemerintah pusat lambat bertindak, saya tidak bisa tinggal diam. Saya tahu risikonya, tapi demi rakyat Morowali, saya berani bertanggung jawab. Bahkan jika harus menghadapi hukum,” tegas Anwar.

Selain itu, Anwar juga memprioritaskan pembangunan jaringan listrik untuk wilayah yang terisolasi meskipun bukan tanggung jawab pemerintah daerah.

Sebagai calon gubernur, Anwar Hafid memiliki visi besar untuk Morowali. Salah satunya adalah memastikan akses pendidikan dan kesehatan yang merata.

“Saya ingin setiap anak di Morowali bisa kuliah. Tidak ada alasan putus sekolah hanya karena kondisi ekonomi. Jika pemerintah daerah tidak mampu, saya akan pastikan provinsi yang menanggungnya,” kata Anwar.

Selain itu, ia berkomitmen memperbaiki infrastruktur dan layanan publik yang masih terbengkalai. Pembangunan jaringan listrik yang stabil dan penyebaran akses internet ke daerah-daerah terpencil menjadi prioritasnya.

“Daerah-daerah yang masih terisolasi dari sinyal akan segera terhubung. Internet adalah kebutuhan dasar di era ini, dan saya tidak akan biarkan Morowali tertinggal,” tegas Anwar.

Anwar juga menyoroti pentingnya peningkatan keterampilan tenaga kerja lokal.

Ia berjanji akan mengadakan program pelatihan dan sertifikasi untuk membantu warga Morowali yang belum memiliki keterampilan atau sertifikat agar bisa bersaing di industri besar.

“Banyak warga yang tidak bisa bekerja di perusahaan besar karena kurangnya keterampilan. Saya ingin memastikan mereka mendapatkan pelatihan yang layak, sehingga mampu bersaing di pasar kerja,” ujarnya.

Anwar Hafid juga menyoroti masalah lingkungan dan kecelakaan di sektor pertambangan yang sering terjadi.

Ia mengibaratkan Morowali sebagai “gadis cantik” yang kini tengah terluka karena eksploitasi sumber daya yang berlebihan tanpa pengawasan yang memadai.

“Saya ingin mengembalikan Morowali ke masa kejayaannya, dengan perhatian lebih pada kesejahteraan dan lingkungan,” ujar Anwar.

Anwar menegaskan, pemimpin yang berani bukan hanya bicara, tapi berbuat.

“Saya berani mengambil risiko demi kepentingan rakyat,” katanya. *