PALU – Salah dampak penyebab terjadinya perubahan iklim adalah terjadinya polusi, peningkatan suhu bumi dan peningkatan volume air laut akibat mencairnya es di kutub. Perubahan iklim sendiri, salah satunya dipengaruhi oleh deforestasi atau pengalihan fungsi hutan.

“Karena hutan sendiri berperan menjaga sistem dan iklim sebagaimana mestinya. Tapi yang terjadi sekarang adalah seperti adanya pelepasan hutan di Morowali dan Buol,” terang Divisi Kampanye, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulteng, Ahad (31/03).

Solusinya, kata dia, jangan seenaknya melepaskan kawasan hutan atau menolak ekspansi modal yang ingin melakukan eksploitasi hutan.

“Itu yang paling penting, karena eksploitasi sumber daya alam itu sangat mempengaruhi deforestasi,” tambahnya.

Selain itu, kata dia, langkah antisipasi lain adalah memperbaiki kawasan hutan yang kritis.

“Karena berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sulteng ada sekitar 600 ribu hutan yang kritis, tapi kalau kita di Walhi menyebutnya ada sekitar 2 juta hektar berada dalam wilayah konsesi pertambangan yang berkontribusi pada perubahan iklim dan bisa mengarah pada lahan kritis,” ujarnya.

Untuk itu, kata dia, masyarakat juga perlu didorong untuk menjaga hutannya sehingga nilai-nilai ekologisnya tetap terjaga.

“Jadi hentikan eksploitasi alam oleh koorporasi, kemudian mempebaiki hutan-hutan yang sudah masuk dalam kategori kritis,” imbuhnya.

Hal senada juga dikatakan Anggota DPRD Kota Palu, Muh Rum. Menurut politisi Partai Golkar itu, dampak perubahan iklim adalah terjadinya cuaca ekstrem yang mengakibatkan gelombang tinggi dan banjir rob.

“Kalau dari kami, solusinya itu adalah mendorong pemerintah untuk melakukan antisipasi, misalnya memaksimalkan BPBD, kemudian bekerja sama penguatan koordinasi dengan BMKG supaya ada langkah-langkah antisipatif dan imbauan ke masyarakat misalnya terjadi kemarau panjang akibat perubahan iklim, atau terjadi intensitas hujan yang cukup tinggi,” katanya.

Dia pun berharap kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. “Karena kalau tiba-tiba terjadi hujan keras dan ada yang menghambat genangan air,” ujarnya.

Dia juga berharap kepada Pemkot maupun Pemprov untuk memperbaiki sistem drainase yang menjadi kewenangannya masing-masing, sehingga aliran air tidak terhambat dan merembes ke jalan raya, manakala terjadi banjir. (RIFAY)