Aniaya Wabin Pemicu Kekacauan di Lapas Parimo ?

oleh -
Salah satu Wabin yang memberikan keterangan pers dari balik jeruji, Kamis (07/10) (FOTO : media.alkhairaat.id/Mawan)

PARIMO –Diduga beberapa oknum petugas kerap melakukan tindakan penganiayaan kepada Warga binaan (Wabin), akhirnya menjadi pemicu kekacauan di Lembaga Kemasyarakatan (Lapas) Kelas III Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

Kerap kali dilakukan pemukulan oleh petugas setiap hari karena masalah-masalah sepele sampai dikatai binatang.

Salah seorang Wabin, Muhammad Rizal mengaku, kejadian berawal dari tindakan penganiayaan dilakukan oleh petugas Lapas terhadap lima rekan Wabin, yang ketahuan menggunakan Handphone.

“Tindakan itu dianggap bukan hal wajar yang dilakukan terhadap Wabin, karena bukan hanya penganiayaan tetapi petugas kerap mengisi mulut mereka dengan sepatu yang digunakannya,” terang Muhammad Rizal,  ditemui sejumlah wartawan. Kamis (07/10).

BACA JUGA :  Fraksi-Fraksi DPRD Palu Setujui Raperda Perubahan APBD 2024 untuk Dibahas Lebih Lanjut

Ia mengaku, tindakan ini telah lama dipendam, dan diluapkan dengan tindakan seperti ini agar mendapatkan keadilan.

Mereka menuntut, agar lima oknum petugas yang melakukan penganiayaan agar dipindahkan ke Lapas lain, dan tidak ada lagi tindakan penganiyaan serupa lagi terjadi. Selain itu meminta agar dilaporkan ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).

“Tidak ada provokator, tidak ada yang mengarahkan kami melakukan ini. Ini sudah lama kami tahan-tahan. Kalau kami mau lari dari Lapas ini, bisa saja gerbang utama ini kami bongkar,” tegasnya.

Kepala Lapas Kelas III Parimo, Muhammad Askari Utomo menuturkan, tuntutan mereka akan didengarkan dan dilaporkan ke pimpinan. Selain itu, pihaknya juga melakukan klarifikasi kesegala arah, dan akan dilakukan pemeriksaan terhadap para petugas yang dimaksud.

BACA JUGA :  Bakal Calon Bupati Morowali Iksan Ziarah di Makam Habib Idrus bin Salim Aljufri, di Palu

Namun kata dia, untuk sementara pihaknya masih fokus dengan mengendalikan kondisi Lapas seperti semula.

“Jika nantinya ada pemeriksaan dari pimpinan, kami siap untuk diperiksa,” ujarnya.

Menurut dia, selama ini pihaknya tidak pernah menerima laporan tindakan penganiayaan oleh petugasnya. Persoalan itu, baru diketahui puncaknya pada pukul 16.00 Wita.

“Sebelumnya petugas kami melakukan penertiban Handphone, tetapi belum diketahui pasti apa penyebabnya,” tutupnya.

Reporter : Mawan
Editor : Yamin