PALU – Ketua Tim Statistik Ketahanan Sosial BPS Provinsi Sulteng Jefri Wahido memaparkan, jumlah penduduk miskin Sulteng pada September 2022 sebesar 389,71 ribu orang. Jumlah menunjukkan, bahwa meningkat masing-masing sebesar 1,36 ribu orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2022, dan 8,50 ribu orang dibandingkan kondisi September 2021.
“Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2022 sebesar 9,03 persen, naik menjadi 9,13 persen pada September 2022. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2022 sebesar 13,87 persen, turun tipis menjadi 13,79 persen pada September 2022,” katanya, kepada media, Senin (30/1).
Dibanding Maret 2022, jumlah penduduk miskin pada September 2022 di daerah perkotaan naik sebanyak 2,67 ribu orang (dari 90,26 ribu orang pada Maret 2022 menjadi 92,93 ribu orang pada September 2022). Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan turun sebanyak 1,32 ribu orang (dari 298,09 ribu orang pada Maret 2022 menjadi 296,77 ribu orang pada September 2022).
“Garis Kemiskinan pada September 2022 tercatat sebesar Rp. 557.183 per kapita per bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp423.390, atau 75,99 persen, dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp.133.793, atau 24,01 persen.
“Pada September 2022, secara rata-rata rumah tangga miskin di Sulawesi Tengah memiliki 5,11 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp. 2.847.205, per rumah tangga miskin per bulan,” ujar Jefri Wahido.
Adapun fenomena sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kemiskinan di bulan September 2022 yakni, [erekonomian triwulan III/2022 tumbuh sebesar 19,13 persen (y-on-y) atau lebih tinggi daripada triwulan 1/2022 (10,14 persen).
Kemudian, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun pada Agustus 2022 sebesar 3,00 persen atau turun jika dibandingkan TPT Agustus 2021 yang sebesar 3,75 persen.
Selanjutnya menurut dia, meningkatnya proporsi pekerja penuh. Tren pekerja penuh meningkat dari 57,84 persen pada Agustus 2021 menjadi 65,47 persen pada Agustus 2022. Lalu, masih terdapat penduduk usia kerja yang terdampak pandemi pada Agustus 2022 yaitu sebanyak 24,77 ribu orang
Terakhir yang mempengaruhi adalah, NTP pada bulan September 2022 turun sebesar 4.58 poin menjadi 98,99 dari 103,57 pada Maret 2022.
Harga komoditas yang dikonsumsi penduduk miskin meningkat, seperti harga Komoditas Pangan (periode Maret 2022-September 2022) banyak mengalami kenaikan. Beras 1,46 persen, tepung terigu 13,97 persen , telur ayam ras 19,01,gula pasir 2,35 persen, cabai merah 42,60 persen
Sementara Perkembangan harga komoditas Non-Pangan seperti bahan bakar pertalite capai 30.72 persen, solar 32,04 persen, LPG 3kg dan petamax non subsidi 16.00 persen , kontrakan rumah mencapai 0,97 persen.
Reporter: IRMA
Editor: NANANG