Oleh : Taqyuddin Bakri
Masih menyoal plagiarisme di Universitas Tadulako, jikalau sebelumnya Kelompok Peduli Kampus (KPK) Universitas Tadulako (Untad) menuduh adanya plagiat yang dilakukan oleh beberapa guru besar di Untad. Hal itu dimuat di media.alkhairaat.id pada Senin 6 Desember 2021, dengan judul Untad Gawat Darurat Terbitan Predatoris. Namun kali ini justru indikasi plagiat itu menunjuk hidung dari anggota dari KPK Untad itu sendiri.
Anggota KPK Untad itu dalah Muhammad Nasrum, yang berhasil dikuak oleh dua aliansi yang berhimpun dalam keluarga besar Universitas Tadulako, yaitu Anak Muda Tadulako dan Anak Terminal Mamboro (AMT-ATM). Bentuk dari plagiat itu telah dibuka pada konferensi pers terkait dugaan plagian paper atas nama Muhammad Nasrum, Senin 27 Desember 2021, di gedung Rektorat Untad.
Kami dari AMT-ATM menemukan indikasi kuat dari Muhammad Nasrum yang merupakan Dosen Prodi Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tadulako yang terbit tahun 2013 silam. Karya ilmiah (Paper) hasil “review” tersebut diterbitkan pada Publisher Social Science Reaserch Network (SSRN dengan ID-2322347).
Kami sebenarnya sudah mengundang secara Muhammad Nasrum, dalam keterangan pers itu untuk hadir melakukan klarifikasi tertanggal 27 Desember 2021, pukul 10.30 Wita di Gedung Rektorat Untad. Hal ini agar temuan Cyber Akademik AMT-ATM dapat dijelaskan oleh yang bersangkutan. Namun Ketika dikirimkan undangan resmi via WhatsApp, Muhammad Nasrum hanya menjawab kepada anggota kami; “Saya jawab saja Mat. Itu hanya sekadar working paper Nak, lebih pada studi literatur, bukan publikasi jurnal. Editornya SSRN juga tahu itu”.
Kembali ke soal bentuk plagiasi itu, Tim Cyber AMT-ATM berhasil menemukan itu, setelah menggunakan Software Search Engines sebagai “Finder” artikel yang terindikasi plagiasi. Kami akhirnya menemukan Paper Muhammad Nasrum yang berjudul “Under Economic Uncertainties: Interlocking the Actor–Networks Oriented Processes on Pro-Poor, Pro- Growth and Pro-Job of the Indonesian Economic Policy”.
Dari judul tersebut, setidaknya ada lima paper orang lain yang disitasi tanpa menyebut sumbernya dalam body text sebagaimana aturan dan etika dalam menulis karya ilmiah apapun bentuknya saat mensitasi tulisan orang lain. Paper pertama yang diduga diplagiasi, terdapat pada halaman 39 Paragraf 7 Paper milik Chanchal Kumar Sharma (2005) yang berjudul “When Does decentralization deliver? The Dilemma of Design” yang terbit di Munich Personal RePEc Archive. Dari hasil autentikasi, yang diplagiasi memiliki kesamaan 100 persen. Itu artinya, paragraf yang ada ditulisan Chanchal Kumar Sharma di-copypaste ke Paper Muhammad Nasrum yang termuat pada Halaman 14 paragraf 3. Pola sitasi yang digunakan Muhammad Nasrum adalah “quotation”, artinya seluruh kalimat atau paragraf diambil secara utuh dari tulisan Chanchal Kumar Sharma (2005), namun tidak disebutkan sumbernya.
Kalimat dalam paper Chanchal Kumar Sharma tersebut, terdapat rujukan pada tulisan Prud Homme (2001), namun dalam paper Prud Homme tidak ditemukan kalimat yang sama, sehingga kuat dugaan, Chanchal Kumar Sharma melakukan sitasi terhadap tulisan Prud Homme dengan pola “Parafrase” yang dibenarkan dalam etika ilmiah, yaitu membuat kalimat baru namun tidak meninggalkan maksud dari tulisan yang diparafrase. Namun demikian, dalam paper Muhammad Nasrum, tidak melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Chachal Kumar Sharma terhadap tulisan Prud Homme, melainkan meng-copypaste dari paper Chanchal Kumar Sharma. Hal itu dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tulisan lain yang diduga kuat diplagiasi Muhammad Nasrum adalah Paper Prof Dr Norman Long (2002) yang berjudul “AN ACTOR-ORIENTED APPROACH TO DEVELOPMENT INTERVENTION“ yang terbit dalam Report of the APO Seminar on Rural Life Improvement for Community Development. Pada halaman 48 Paragraf 1 Kalimat pertama, tulisan Norman Long terlihat di-copypaste ke Paper Muhammad Nasrum dengan menggunakan pola sitasi “quotation”, artinya seluruh kalimat atau paragraf diambil secara keseluruhan tanpa mencantumkan sumber pada kalimat tersebut, yang dapat dilihat dalam tabel berikut;
Tulisan ketiga yang diduga diplagiasi oleh Muhammad Nasrum Paper Sonny Harry B. Harmadi dan Ignatius Iswandono (2007) berjudul DECENTRALIZATION AND POVERTY ALLEVATION: INDONESIA EXPERIENCE yang terbit pada “At the 32nd FAEA Annual Conference, Bangkok, Thailand”. Pada halaman 5 Paragraf 2, terdapat kalimat yang memiliki kesamaan 100 persen dengan kalimat yang ada dalam paper Muhammad Nasrum yang termuat pada Halaman 11 Paragraf 3 sampai 8.
Kuat dugaan, di tulisan Sonny Harry B. Harmadi dan Ignatius di-copypaste ke Paper Sdr Muhammad Nasrum dengan menggunakan pola sitasi “quotation”, yakni seluruh kalimat atau paragraf diambil secara keseluruhan dari tulisan Sonny Harry B. Harmadi dan Ignatius (2007) tanpa mencantumkan sumbernya dalam Body Text. Untuk melihat hasil copypaste tersebut, dapat dilihat dalam komparasi dengan mengambil dua paragraph tulisan Sonny Harry B. Harmadi dan Ignatius. Sonny dkk telah melakukan sitasi terhadap tulisan Anne Booth (2002) dengan pola paraphrase, dan hasil parafarase Sonny dkk ini yang di-copypaste oleh Muhammad Nasrum.
Lebih lanjut Tim Cyber Akademik AMT-ATM berhasil menguak, selain tiga karya Tulis tersebut, ditemukan pula karya tulis keempat yang diduga kuat diplagiasi oleh Muhammad Nasrum, yaitu tulisan WASKITHO, Alumni Education Department of Civil Engineering and Planning Faculty of Engineering, State University of Yogyakarta (2011), yang berjudul EMPOWERMENT OF THE POOR IN THE ERA OF INDONESIA REGIONAL AUTONOMY yang dipublish melalui blogspot Washito. Pada paragraph 9 terdapat kalimat yang memiliki kesamaan 100 persen dengan kalimat yang ada dalam paper Muhammad Nasrum yang termuat pada Halaman 16, Paragraf 1( Full). Terdapat sedikit perubahan dalam kalimat asli tertulis “In the Era of Bung Karno….”, diubah menjadi “In the Era of the President Soekarno….”. Kuat dugaan, di tulisan WASKITHO di-copypaste ke Paper Sdr Muhammad Nasrum dengan menggunakan pola sitasi “quotation”, artinya seluruh kalimat atau paragraf diambil secara keseluruhan dari tulisan WASKITHO (2011) tanpa mencantumkan sumbernya dalam Body Text tulisan Muhammad Nasrum, sebagaimana hasil search engine berikut;
Di samping tulisan Waskhito tersebut, masih ditemukan paper kelima yang diduga kuat diplagiasi oleh Muhammad Nasrum, yakni paper Akatiga (Center for Social Analysia) Tahun 2010 dengan judul Buku Symbolic Participation: Marginalized Groups in PNPM-Rural yang termuat di website docplayer.com. Kalimat yang ada dalam tulisan Akatiga terdapat kalimat yang memiliki kesamaan 100 persen dengan kalimat yang ada dalam tulisan Muhamad Nasrum yang termuat dalam halaman 18, paragraf 2, 3 (full), dan sebagian pada paragraf 4. Pola pengutipan Muhammad Nasrum, menggunakan pola “quotation”, yang mengambil kalimat tulisan orang lain, namun tidak mencantumkan sumbernya dalam body text paper Muhammad Nasrum yang berjudul “Under Economic Uncertainties: Interlocking the Actor–Networks Oriented Processes on Pro-Poor, Pro- Growth and Pro-Job of the Indonesian Economic Policy”.
Selanjutnya, dalam akun Google Scholar Muhammad Nasrum, tercantum informasi singkat yang menyebutkan seolah-olah paper ini terbit pada Jurnal “Pro- Growth and Pro-Job of the Indonesian Economic Policy” (potongan dari judul paper). Namun, setelah kami melakukan tracer, nama jurnal tersebut tidak ditemukan. Setelah mencermati, ternyata nama jurnal karangan itu adalah potongan dari judul lengkap paper Muhammad Nasrum dengan cara memenggal sepotong judul paper menjadi seolah sebuah nama Jurnal. Ini adalah ketidakjujuran akademik, sebab paper Muhammad Nasrum hanya bisa diakses melalui Portal Web SSRN (Social Science Reasearch Network) dengan identity document (id 2322347). Bentuk ringkasan dimaksud dalam Google Scholar Muhammad Nasrum adalah;
Itulah bagian dari ulah plagiasi dari Muhammad Nasrum, yang kami bongkar. Tim Cyber Akademik AMT-ATM sebenarnya tidak bermaksud melalukan upaya mencari-cari kesalahan karya tulis ilmiah anggota kelompok KPK. Namun, kami merasa terusik sebab anggota KPK cenderung mencari-cari kesalahan orang yang dibenci, termasuk saya, dengan alasan sebagai gerakan sosial. Muhammad Nasrum yang telah menulis fitnah di sejumlah media yang tuduhan kami melakukan plagiat yang tidak mampu mereka buktikan. Di sini, Tim Cyber Akademik AMT-ATM bekerja untuk mencari bukti siapa sesungguhnya yang melakukan plagiasi karya orang lain.
*Penulis adalah Koordinator Tim Cyber Akademik AMT-ATM