PALU— Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah (Kakanwil Ditjenpas Sulteng), Bagus Kurniawan, hadir sebagai narasumber dalam kegiatan penguatan kapasitas Hak Asasi Manusia (HAM) digelar di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Palu, Jumat (2/5).
Kegiatan diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementerian (HAM) Sulawesi Tengah tersebut merupakan bentuk nyata komitmen terhadap pemenuhan HAM, khususnya hak atas pendidikan bagi Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH).
Mengusung tema “Kesetaraan dalam Keterbatasan, Hak Pendidikan di Balik Jeruji”, acara tersebut menjadi momentum penting dalam memperkuat komitmen pemasyarakatan terhadap hak pendidikan bagi ABH, serta menumbuhkan semangat belajar.
Turut dihadiri oleh Kepala Kanwil HAM Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo (Sulutenggo), Mangatas Nadeak, Kakanwil Bagus Kurniawan menekankan bahwa meskipun berada di balik jeruji, hak atas pendidikan dan perlindungan HAM tetap harus dihormati.
“Pendidikan adalah jalan keluar bagi perubahan, dan setiap anak berhak meraihnya, tidak peduli di mana mereka berada,” ujar Bagus.
Bagus menambahkan bahwa perlindungan hak atas pendidikan di LPKA tidak dapat berjalan sendiri. “Kami bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah dan Kota Palu dalam menjamin hak pendidikan bagi setiap ABH.
“Pastinya, kami tidak ingin satu pun dari mereka kehilangan masa depan. Mereka adalah generasi emas bangsa ini,” tegasnya.
Sementara, Mangatas Nadeak, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut menjadi momentum penting menegaskan komitmen negara dalam menjamin hak-hak dasar anak, termasuk anak sedang berhadapan dengan hukum.
“Penguatan HAM juga merupakan bentuk nyata dari pemenuhan kewajiban negara, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak,” jelas Nadeak.
Acara tersebut juga melibatkan sesi diskusi interaktif di mana anak-anak binaan berbicara langsung mengenai harapan mereka terkait pendidikan. Mereka berbagi impian untuk melanjutkan sekolah dan mengembangkan diri, serta keinginan menjadi pribadi lebih baik ketika kembali ke masyarakat.
Dengan semangat Hardiknas 2025, kegiatan tersebut menjadi pengingat bahwa pendidikan bukan hanya untuk mereka yang bebas, tetapi juga bagi anak-anak sedang menjalani pembinaan. Di balik jeruji, mereka tetap memiliki kesempatan mengubah nasib melalui pendidikan, menjadi kunci utama dalam proses pemulihan dan pembelajaran mereka.
REPORTER : **/IKRAM