AMS Cinta Damai Ajak Seluruh Elemen Bangkit dan Hindari Pertikaian

oleh -
Suasana Aksi Demo Damai oleh Aliansi Masyarakat Sulteng Cinta Damai di Halaman Kator DPRD Kota Palu,Senin (22/9) FOTO MAL HAMID

PALU – Aliansi Masyarakat Sulteng (AMS) Cinta Damai menggelar Aksi Damai pada Senin (22/9) Pagi.

Ratusan Massa Aksi yang didominasi Warga Kota Palu itu mengambil Start dari Lapangan Vatulemo Palu menuju Kantor DPRD kota Palu dan Mapolda Sulteng kemudian kembali kelapangan Untuk membubarkan Aksi

Korlap Aksi Nur Alam Arudji menuturkan masyarakat kaili sangat menjunjung tinggi adat dan budaya sehingga sopan dalam bertutur “saya berharap agar masa aksi yang hadir harus diidentifikasi untuk menjaga tujuan aksi yang dilakukan,dalam aksi damai ini saya tkankan tidak ada bahasa provokasi, kita ke DPR bertujuan sebagai bentuk Suport kepada mereka agar tidak mudah diintimidasi oleh oknum oknum politikus keji. Saya minta kita saling menjaga  aksi damai ini berjalan dengan lancar dan tertib.kata Alam

Dia juga mengajak seluruh masyarakat untuk  bersama-sama membangun kembali daerah ini tanpa Pertikaian, tanpa kekerasan, tanpa hasutan, tanpa Fitnah dan tidak terlarut atau terbawa suasana Politik yang memanas, ” kita  orang beradab yang diwariskan leluhur untuk menghargai segala macam perbedaan dan menjaga martabat dan nama baik sebagai bangsa yang besar dan menerima segala kondisi dengan Jiwa yang besar. Bebernya

Kesempatan Sama Korlap Smiet mengutarakan di Tengah kondisi daerah Sedang dilanda Musibah, patutnya kita semua merenungi dan berbenah diri kembali bangkit dan merangkul saudara untuk membangun kembali mental dan spiritual kita, sehingga kita dapat mewujudkan kembali keadaan Daerah yang dalam kondisi terkini dinyatakan dalam status Tangap Darurat Bencana oleh Pemerintah.

“Kita sebagai Penduduk Asli Ngata Kaili dan segenap Masyarakat dengan beragam suku dan warna serta agama yang berbeda, menginginkan kedamaian dan kesejukan untuk dapat hadir secepatnya guna mengobati duka saudara kita yang tertimpa musibah” bebernya

Dia menambahkan jika semua menempatkan dirinya menjadi korban maka itu adalah kita, namun kita tidak boleh tinggal diam, kita wajib terpanggil dengan kekuatan apa -adanya, sesuai kemapuan kita mendorong diri kita untuk menjadi penolong bagi korban dan berbuat semaksimal mungkin sampai daerah ini benar-benar Pulih dan Bangkit.

“Semangat kegotongroyongan yang telah diajarkan dan diwariskan leluhur penting kita bangkitkan untuk membangun bangsa ini. Saudara kita dari berbagai penjuru Daerah Se Indonesia ada disini bahkan Berbagai Negara juga terpangil membantu sesama ini perlu kita jaga dan kita jamin layaknya saudara.” ujarnya

Smiet menambahkan bahwa kondisi korban di pengungsian hari ini membutuhkan belaian kasih sayang kita, sentuhan emosional mengembalikan psikologi, sampai harus mempersiapkan bangunan yang layak untuk ditinggali, dan masih banyak lagi Upaya -upaya yang belum terlaksana.

” Kami Aliansi Masyarakat Sulteng Cinta Damai, telah melihat ada ketidak nyaman dan terkesan menganggu, menghambat roda percepatan proses pemulihan. Suasana ini di gerakan melalui media Sosial dan propaganda Lainnya dengan memanfaakan situasi mengangkat isu isu mengarah kepada Ras dan Kebudayaan Suku tertentu, untuk membidik sasaran Lain dengan mengarah pada gerakan yang menggangu konsentrasi kerja kerja pemerintah dan Legislatif bekerja melayani Rakyat “tutupnya

Adapun sejumlah poin yang disampaikan  yakni  mendesak Pemerintah dan Legislatif Untuk bekerja sama melayani masyarakat dan bahu membahu menstabilkan pemerintahan Sosial, Ekonomi, Budaya dan Politik. Kemudian Pemerintah dan Legislatif tidak larut dalam suasana yang diciptakan Oknum-oknum tertentu dan terpancing atau terseret dalam kepentingan kepentingan lainnya yang tidak berguna bagi masyarakat

Selain itu pemerintah, Tokoh Agama, Tokoh adat, diminta untuk terlibat bergandengan tangan menyejukan suasana serta membangun kembali Nilai Nilai kebudayaan yang Arif dan Biiaksana, hal lain pula yakni Pihak Pengak Hukum /Kepolisian didesak untuk menindak tegas jika ada Oknum-oknum yang berupaya mengganggu proses Pemulihan dan rehabilitasi Korban serta dapat menggembalikan Rasa Trauma masyarakat dengan jaminan keamanan dan kenyamanan. (HAMID)