PALU – Universitas Tadulako (Untad) yang dipercaya menjadi tuan rumah, berhasil menyukseskan ajang 5th Evaluation Meeting SEA-Teacher, mulai tanggal 3 sampai 4 April 2018.
Kegiatan tersebut dihadiri Direktur Sekretariat SEAMEO, Dr. Gatot hari Priowirjanto dan 77 Perguruan Tinggi (PT) dari 6 negara, yakni Indonesia, Thailand, Filipina, Malaysia, Singapura dan Kamboja, dengan total 161 peserta.
Rektor Untad, Prof. Dr. H. Muh. Basir Cyio berharap, kegiatan internasional tersebut dapat terus meningkatkan kualitas dan keunggulan Untad. Menurutnya, hal-hal yang berkaitan dengan PPL di FKIP Untad, harus mampu dideterminasi oleh para pesertanya, untuk terus dikembangkan kedepan.
Rektor menyampaikan, Untad telah mendapat tawaran dari Thailand untuk mengajar.
Atas hal tersebut dia menilai bahwa kualitas FKIP Untad tidak perlu diragukan lagi karena sudah diakui oleh dunia International.
Dikesempatan sebelumnya, Dekan FKIP Untad, Dr. Lukman Nadjamuddin menjelaskan bahwa, tawaran dari Thailand tersebut diberikan untuk lulusan-lulusan terbaik FKIP Untad, atau bagi mereka yang telah mengikuti PPL yang difasilitasi oleh The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO), pada program Pre Service Student Teacher Exchange in Southeast Asia (SEA-Teacher).
“Lulusan-lulusan FKIP tersebut, ditawarkan kontrak mengajar di Thailand selama setahun, untuk selanjutnya akan dievaluasi kembali. Mereka diberi kesempatan mengajar kembali, di tempat mereka mengikuti PPL lalu. Dengan tawaran untuk dikontrak selama setahun, kemudian dievaluasi berikutnya apakah akan diperpanjang atau tidak,” jelasnya.
Selain para lulusan, Lukman mengungkapkan FKIP Untad juga diberikan tawaran untuk program pertukaran dosen. Para dosen dari Thailand akan mengajar di FKIP Untad selama tiga pekan, begitupun para dosen FKIP Untad diberikan kesempatan mengajar di Thailand selama tiga pekan. Selain itu, beberapa dosen yang sudah diidentifikasi dan dianggap punya potensi, akan diberikan kesempatan untuk mengajar selama dua semestar di Thailand.
“Mereka sangat percaya dengan kemampuan dan kapasitas dosen-dosen di FKIP. Jadi dosen kita bukan lagi jago kandang, tapi sudah bisa mengajar di kawasan Asia Tenggara. Bahkan ada tawaran dari Malaysia, untuk kerja sama dengan kita juga. Sehingga lulusan kita ini bisa dikatakan guru internasional, tidak lagi sibuk berebut kuota lokal tetapi kita sudah berebut kuota Asia Tenggara,” tandasnya. (YAMIN)