PALU – Rektor Universitas Alkhairaat (Unisa), Dr H Hamdan Rampadio, menantang alumni dan mahasiswa Unisa untuk menjadi wirausahawan dan tidak lagi bergantung pada pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Saatnya mencari pekerjaan yang tidak lagi bergantung pada pemerintah. Alumni atau mahasiswa harus berkreasi dan berinovasi,” tekan Rektor saat memberikan sambutan dalam pelatihan softskil yang digelar oleh Pusat Studi Karir Unisa di Café Fakultas Ekonomi Unisa, Sabtu (15/09) pagi.
Kata Rektor, sumber daya alam di Sulawesi Tengah cukup melimpah sehingga menjadi peluang besar bagi alumni untuk berwirausaha.Ia mencontohkan inovasi yang sudah dilakukan dosen Unisa sebelumnya seperti mengolah ampas kelapa jadi roti.
Menurutnya, hal itu tentu menjadi motivasi bagi alumni maupun mahasiswa Unisa untuk melakukan hal-hal kreatif dan inovatif. Rektor pun mendorong pusat karir Unisa melakukan langkah-langkah aktif terkait pengembangan kewirausahaan bagi alumni maupun mahasiswa Unisa.
Ketua Career Center Tracer Study Unisa, Fachrudin A Yahya menyampaikan, pelatihan softskill tersebut bertujuan untuk mengajak mahasiswa maupun alumni Unisa agar belajar dan menggeluti dunia kewirausahaan.
Keberadaan pusat studi karir Unisa sendiri, lanjut Fachrudin untuk memberikan pembinaan karir bagi mahasiswa baik sebelum maupun sesudah kuliah.
“Jadi lembaga ini menjadi jembatan informasi terkait peluang dan kebutuhan ketenagakerjaan di Sulawesi Tengah khususnya di Kota Palu,” ujarnya.
Ketua HIPMI Kota Palu, Rifki Nugraha yang tampil sebagai pemateri memberikan tips-tips untuk berwirausaha. Dalam memasuki dunia usaha, lanjut Rifky, modal yang harus dimiliki antara lain harus merubah pola pikir, memanfaatkan peluang, perencanaan yang matang dan menyiapkan sumber daya manusia yang handal.
“Selain itu, wirausahawan jangan takut jatuh atau gagal dalam memulai atau menjalankan usaha,” ujarnya.
Sedangkan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tengah yang diwakili Eko Prasetyo membeberkan data perkembangan pelaku usaha di Sulawesi Tengah saat ini yang lebih 90 persen dikuasai UMKM.
Sektor UMKM, lanjut Eko, paling banyak menyerap tenaga kerja. Namun sektor UMKM ini baru terkonsentrasi di lima daerah yakni Kota Palu, Donggala, Banggai, Parigi Moutong dan Tolitoli.
“Dari sektor UMKM tersebut, segmennya masih didominasi makanan dan minuman,” bebernya.
Suasana menjadi menarik ketika pengusaha muda sekaligus pemilik Pataba, Jack Marwoto tampil membeberkan kisahnya jadi pengusaha sukses yang bergerak di bidang konveksi kaos yang kini menjadi ciri khas dan oleh-oleh Palu yakni Pataba.
Alumni Unisa ini juga mengakui jika keberhasilannya tak lepas dari motivasi dan obsesi yang didapat selama menduduki bangku kuliah di Unisa.
Ia pun mengajak mahasiswa dan alumni Unisa untuk mau berusaha dan terjun di dunia wirausaha. (SAM)