Alkhairaat Sejahtera, Masyarakat Harus Ikut Sejahtera

oleh -
Ketua Utama Alkhairaat, Habib Sayyid Alwi bin Saggaf Aljufri. (FOTO: media.alkhairaat.id/Mursyid)

PALU – Lembaga Alkhairaat siap melibatkan masyarakat dalam berbagai kerja sama yang dibangun dengan mitra kerjanya. Hal ini merupakan salah satu komitmen Alkhairaat untuk mensejahterakan masyarakat.

“Jadi masyarakat sejahtera, Alkhairaat sejahtera. Jangan bahasanya dibalik, Alkhairaat sejahtera, kita senang. Kalau hanya Alkhairaat yang sejahtera berarti masyarakat tidak bisa sekolah dan kalau mau sekolah berarti Alkhairaat yang biayai. Tidak boleh seperti itu,” kata Ketua Utama Alkhairaat, Habib Sayyid (HS) Alwi bin Saggaf Aljufri, saat ditemui di kediamannya, Senin (16/10).

Bagi Alkhairaat, kata dia, masyarakat harus makmur atau sejahtera terlebih dahulu, agar bisa membiayai anaknya untuk bersekolah di Alkhairaat.

Menurutnya, Alkhairaat sebagai lembaga besar tidak boleh melihat masyarakatnya tidak sejahtera. Ia mencontohkan Ponpes Al-Zaitun yang tidak punya kepedulian atau kepekaan sosial.

“Sementara konsep Alkhairaat sendiri adalah sosial kemasyarakatan. Artinya semua unit usaha yang ada di Alkhairaat, bisa dikembangkan oleh wilayah kerja Alkhairaat dan masyarakat setempat,” katanya.

Habib mengungkapkan mimpi besarnya yang diharapkan bisa terwujud ke depan, di mana di setiap kabupaten berdiri M2 (Mini Market) Alkhairaat, sebagaiamana Alfimidi dan sejenisnya.

“Kita berani. Kita punya tanah di pinggir jalan, kita punya sekolah. Sekolah diarahkan untuk membeli keperluannya kepada M2 Alkhairaat ini, mulai dari seragam, air minum ATK dan sebagainya,” katanya.

Untuk seragam, kata dia, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan perusahaan garmen terbesar di Jakarta yang berasal dari Korea.

“Ini karena kita tidak punya modal, maka peran kita disini untuk memasarkan. Seandainya kita punya modal, kita bargainingnya bagus, kita dua dan dia satu,” ujarnya.

Nantinya, kata dia, pasarannya bukan hanya di kalangan santri Alkhairaat, tetapi juga bisa menyasar pelajar di sekolah umum.

“Jadi kalau ada masyarakat yang mau memasarkan baju seragam ini, silahkan. Keuntungannya untuk dia, asalkan jangan menjual lebih mahal agar orang bisa membeli lagi kalau sudah rusak,” katanya.

Habib juga menyinggung rencana untuk membangun universitas baru di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Provinsi Sulawesi Utara.

“Kita ada lahan tujuh hektar di sana. Nanti bupatinya akan datang di sini,” pungkasnya. (RIFAY)