PALU – Gempa dengan magnitudo 6,9 kembali mengguncang Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah, Jumat (12/04) malam pukul 19:40:49 Wita. Awalnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa tersebut berpotensi tsunami.
BMKG mencatat, pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer dan berlokasi 85 kilometer dari arah barat daya Banggai Kepulauan atau di titik 1.90 LS – 122.54 BT. Getaran dirasakan di Morowali, Banggai dan Palu, juga Kolaka Utara, Sumalata, Kotamobagu, Palopo, Kolaka, Toli-toli dan Kepulauan Konawe. Getaran bahkan terasa hingga Gorontalo dan Kendari serta Manado, Pinrang, Konawe dan Makassar.
Namun beberapa saat kemudian, peringatan dini tsunami yang sempat dikeluarkan oleh BMKG dicabut kembali dan dinyatakan berakhir.
Meski tidak berpotensi tsunami, namun gempa bumi tersebut sempat membuat warga panik. Di Kota Salakan, Kabupaten Banggai Kepulauan, salah satu warga bernama Sadria yang dihubungi MAL via telepon mengatakan, warga setempat sempat panik dan berhamburan lari menuju ke ketinggian.
“Memang ada informasi mau tsunami, tapi sampai sekarang tidak ada. Rumah-rumah juga tidak ada yang roboh,” ujarnya.
Di bagian lain, warga Desa Palam, Kecamatan Totikum, Kabupaten Banggai Kepulauan, Arifin, mengaku, saat ini warga desa tersebut sedang berjaga-jaga. Mengingat, Desa Palam dan sekitarnya pernah diterjang tsunami, pascagempa bumi yang mengguncang wilayah tersebut Tahun 2000 silam.
“Belum berani pulang rumah, mungkin malam ini tidur di luar dulu,” katanya dari balik telepon.
Kondisi yang sama juga terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Banggai. Warga dan juga kendaraan bercampur di jalanan menuju wilayah ketinggian.
Meski terbilang jauh dari pusat gempa, namun kepanikan juga terlihat di beberapa wilayah di Kota Palu. Kemungkinan karena masih trauma dengan gempa bumi yang melanda pada September tahun lalu.
Tadi malam, antrian kendaraan juga terlihat menyemut di sejumlah SPBU yang ada di Kota Palu.
“Takutnya kehabisan BBM seperti gempa lalu, makanya kita isi memang dari sekarang untuk persiapan,” kata Aldi, salah satu warga yang ditemui media ini di SPBU Jalan Pramuka.
Tak hanya itu, kepanikan juga terlihat di sebuah pesta pernikahan di Gedung Almuhsinin, Kompleks PB Alkhairaat. Tamu-tamu yang sebelumnya sudah ada di ruangan, berhamburan keluar.
Pasangan pengantin yang datang juga sempat terhenti di luar beberapa saat, sebelum akhirnya diperbolehkan masuk untuk melangsungkan resepsi.
Pihak BMKG sendiri menyebut, ketinggian gelombang air laut di Kabupaten Bangggai, Banggai Kepulauan dan sekitarnya pascagempa mangnitudo 6,9 masih berada pada level normal.
“Berdasarkan pantauan citra satelil BMKG, ketinggian gelombang air laut di Kabupaten Banggai dan sekitarnya pasca gempa antara 0,5 hingga satu meter. Artinya masih normal,” kata Forecaster BMKG Stasiun Metereologi Bandar Udara Mutiara Sis Al Djufrie Pali, Mohamad Fathan, Jumat malam.
Dia menjelaskan status ketinggian gelombang air laut dapat dikategorikan siaga jika di atas dua meter. Jika sudah setinggi itu maka warga yang berada di pesisir pantai diimbau untuk segera menjauh.
Olehnya dia mengimbau warga untuk tidak mudah terpengaruh apalagi sampai terhasut dengan isu-isu yang tidak jelas perihal tsunami dan naiknya air ke pemukiman warga.
Sementara Kepala Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan Kota Palu, Basrano menghimbau agar warga tetap tenang dan tidak panik.
Ia juga menyebutkan bahwa hingga malam ini belum ada informaai resmi mengenai kerusakan bangunan yang diakibatkan gempa tersebut. (RIFAY/ANT)